BELAJAR MENJADI PARHOBAS

                Tradisi gotong royong dan saling tolong menolong di Indonesia adalah hal yang lumrah, bukan? Semoga ‘ya’ jawabannya. Jikalau di masyarakat Batak Toba hal ini lumrah. Terutama sangat tampak ketika terdapat masyarakat yang melangsungkan sebuah acara. Pada sebuah momentum, acara, atau pesta, wujud nyata nan sedrhana terkait gotong royong dan sain tolong menolong bisa terlihat. Itu adalah pemandangan melayani tamu. Masyarakat di sini menyebutnya marhoabas. Sedangkan orang yang melakukan marhobas disebut parhobas. Para parhobas yang bahu-membahu menyukseskan sebuah perhelatan biasanya adalah para tetangga, baik laki-laki maupun perempuan, serta pihak boru (perempuan) dari marga yang sedang melakukan sebauh acara atau pesta atau perayaan. 

            Umumnya, parhobas membantu penyelenggaraan acara jelang satu hari dan pada hari acara berlangsung. Lalu apa saja yang biasanya dilakukan? Mereka (parhobas) menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan makanan dan minuman, mulai dari proses memasak hingga memastikan setiap tamu minimal memperoleh satu piring makanan dan minuman. Selain itu mereka juga menyiapkan tempat acara, hingga membantu membereskan segala sesuatunya pasca acara. Singkatnya, parhobas adalah pelaksana lapangan agar acara berlangsung lancar.
            Saya pun merasa selagi berada di sini, saya harus belajar menjadi parhobas. Meski baru dua kali terlibat, yakni pada perayaan pernikahan dan tonggo raja (acara pertemuan pembicaraan mas kawin dan pemberitahuan pernikahan), saya merasa beruntung sudah mengalami pengalaman ini. Ketika menjadi parhobas saya membantu membagikan nasi bagi para tamu, membagi kopi dan teh, juga membantu membereskan dan mencuci perkakas dapur. Menyenangkan sekali rasanya, meski lelah. Ya. Lelah itu pasti. Tetapi dengan terlibat sebagai parhobas, ikatan antartetangga dan kerabat, juga saya yang terlibat, terasa semakin erat. Dengan menjadi parhobas pun saya percaya, perlahan ini adalah perwujudan nilai bangsa yang sering digaungkan: gotong royong dan saling tolong-menolong.     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAKSI BISU CERITA SAKTI SANG RAJA

Turis Lokal Minggir!

AIR TUJUH RASA DI DESA AEK SIPITU DAI