Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

BELAJAR MENJADI PARHOBAS

                Tradisi gotong royong dan saling tolong menolong di Indonesia adalah hal yang lumrah, bukan? Semoga ‘ya’ jawabannya. Jikalau di masyarakat Batak Toba hal ini lumrah. Terutama sangat tampak ketika terdapat masyarakat yang melangsungkan sebuah acara. Pada sebuah momentum, acara, atau pesta, wujud nyata nan sedrhana terkait gotong royong dan sain tolong menolong bisa terlihat. Itu adalah pemandangan melayani tamu. Masyarakat di sini menyebutnya marhoabas. Sedangkan orang yang melakukan marhobas disebut parhobas. Para parhobas yang bahu-membahu menyukseskan sebuah perhelatan biasanya adalah para tetangga, baik laki-laki maupun perempuan, serta pihak boru (perempuan) dari marga yang sedang melakukan sebauh acara atau pesta atau perayaan.              Umumnya, parhobas membantu penyelenggaraan acara jelang satu hari dan pada hari acara berlangsung. Lalu apa saja yang biasanya dilakukan? Mereka (parhobas) menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan makanan dan min

MENJADI PERANTARA PARA SAHABAT PENA

Gambar
Sahabat Pena. Dua kata yang tidak lagi sering kita dengar. Dahulu, ketika masih duduk di Sekolah Dasar kata-kata ini masih cukup familiar. Meski jujur saya akui saya tidak memiliki sahabat pena. Tapi kalau urusan berkirim surat, hingga duduk di Sekolah Menengah Pertama saya masih mengalaminya. Entah kenapa rasanya menyenangkan menulis dan bertukar surat dengan sahabat. Perasaan itu tidak akan sama dengan berkirim surat elektronik atau mengirim pesan singkat lewat SMS, WhatsApp, Line, atau BBM. Kenangan tentang saling bertukar surat hilang sudah.             Hingga suatu hari, kira-kira pada awal April 2017, Kak Widia, Retanu Banten, memberi tawaran yang menarik. Dia mengirim peang singkat melalui aplikasi WhatsApp. “ De, mw ga ade2 dsna tukar surat sama ade2 dsini?,” begitu isi pesannya. Terdapat beberapa singkatan kata, namun tetap bisa dimengerti. Saya pun memberi balasan, “ Siap, Kak. Ayo jalankan ”. Maka mulailah misi kami sebagai perantara para sahabat pena ini. Surat dari

SABTU BERSAMA KAKAK

Gambar
               Kami menamai kegiatan ini dengan judul seperti itu. Kami, yang saya maksud adalah Ima Novita Siregar, Relawan Alusi Tao Toba dan saya. Terinsipirasi dari judul film yang diadaptasi dari novel Adhitya Mulya, Sabtu Bersama Bapak. Ini adalah kegiatan rutin setiap hari Sabtu yang kami inisiasi sejak   awal Agustus akhir 2017, namun baru bisa terealisasi pada pertemuan pertamanya pada 16 September 2017. Kegiatan ini kami selenggarakan di SDN 21 Simbolon Purba, yang terletak di Dusun II Siporhas, Desa Simbolon Purba. Pemilihan SDN 21 tentu ada alasannya. Pertama, karena letak sekolah dasar ini adalah yang terjauh dari Sopo Belajar di Desa Simbolon Purba. Kedua, animo dari beberapa anak SDN 21 cukup besar, tampak dari kedatangan beberapa dari mereka di kegiatan kami di Sopo Belajar. Ketiga, target dari Kreta Baca, program sebelumnya yang pernah dijalankan ATT, kebanyakan berlokasi di huta (kampung) tempat tinggal anak SDN 21.  Pertemuan perdana Sabtu Bersama Kakak  

MENANAM PADI UNTUK PERTAMA KALINYA

            Sejak di Samosir banyak hal yang baru pertama kali saya alami, ya di sini. Khususnya hal-hal yang berkaitan dengan keseharian masyarakat yang jauh berbeda dengan keseharian saya juga keluarga saya. Salah satunya berkaitan dengan kegiatan bercocok tanam di sawah. Jujur memang saya tidak berasal dari keluarga yang bapak-ibunya bekerja sebagai petani, meski bapak-ibu saya dapat hidup karena kedua orangtua mereka adalah petani. Saya tidak mengalami pengalaman seperti bapak-ibu saya. Selain baru pertama kali ikut mengusir burung di sawah, pada 06 Oktober 2017, saya memeroleh kesempatan untuk ikut menanam padi di sawah. Ah… sungguh kesempatan langka pikir saya. Apalagi saya sudah sejak lama ingin merasakan langsung pengalaman menanam padi.             Kali ini Kak Tipen yang memberi saya kesempatan emas ini. oh ya… Kak Tipen adalah panggilan saya untuk Kakak ini yang memiliki anak pertama bernama Tipen. Sejak awal saya menwarkan diri dan berkata bahwa saya tidak memiliki

KATANYA SAJAK (1)

Apa ada orang bodoh sepertiku? Menahan kantuk hanya untuk sepotong balasan whatsapp darimu. Ku ucapkan selamat pagi. Kau ucapkan ya. 23.10. Kulihat angka di walpaper HPku.

HAMPIR MENANGIS

Sudah hampir dua bulan ini, Kak Ima dan saya, mengadakan kegiatan Sabtu Bersama Kakak di SDN 21 Simbolon Purba. Ini kegiatan yang kami gagas berdasar alasan geografis. Ya. Letak SDN 21 ini jika ditempuh dengan jalan kaki dari Sopo (Rumah) Belajar yang kami tempati memakan waktu kurang lebih 25 hingga 30 menit. Padahal ada beberapa dari mereka yang beberapa kali datang ke Sopo. Jika biasanya anak-anak yang datang ke Sopo, kegiatan Sabtu Bersama Kakak ini adalah kebalikannya. Kami yang datang pada mereka. Tidak hanya membawa beragam buku bacaan, tetapi kami juga melakukan kegiatan bersama mereka. Kegiatan yang kami tawarkan lebih berporos pada kegiatan yang non-kurikuler, sambil sesekali menyelipkan hal-hal yang berbau kurikuler. Seperti, menggambar dengan sidik jari, membuat hiasan dari barang bekas, belajar bahasa inggris melalui multimedia, membuat prakarya dari pelepah pisang, belajar membaca dengan menggambar, dan sebagainya.    Sabtu kemarin (28/10) adalah pekan kesemb

MERAYAKAN BULAN BAHASA 2017

Gambar
Matahari terik siang itu. Tanpa ampun membakar kulit kami. Tapi itu tidak menyusutkan semangat kami. Sesuai janji kami--ya..kami yang saya maksud adalah Kak Ima, Relawan Alusi Tao Toba, Kak Niki dan saya sendiri, Relawan Tatar Nusantara--hari ini (21/10/17) di "Sabtu Bersama Kakak #7", akan diselenggarakan perayaan Bulan Bahasa 2017. Perayaan ini kami isi dengan pelbagai macam lomba dan makan kue bersama. Sederhana memang. Tetapi ada pepatah bil ang, simply is the best. Saya mengamini itu. Perayaan ini kami selenggarakan di SDN 21 Simbolon Purba, yang terletak di Dusun II Siporhas, Ds. Simbolon Purba. Total anak yang turut berpartisipasi sebanyak lima puluh tujuh (57) anak. Jumlah yang hadir berbeda dengan ekspektasi kami, namun tidak mengurangi keriaan hari itu. Lomba dibagi berdasar kelas. Kelas satu, lomba menebalkan abjad, lalu kelas dua lomba menulis abjad yang benar, kelas tiga lomba 'spelling bee' versi Indonesia. Sedangkan kelas empat membaca

MEMANDIKAN HORBO

Gambar
Ondo usai memandikan Horbo Sore ini, selepas belajar bersama di Sopo Belajar, saya bermain lagi dengan Jonggi dan Ondo. Jonggi, yang bernama lengkap Lamtoma Tamba seorang siswa kelas IV, sedang Ondo atau Raimundus Londo Tua Tamba duduk di kelas VI. Keduanya bersekolah di tempat yang sama, di SDN 21 Simbolon Purba. "Ayo, Kak, kita ke pasir. Mau lihat horbo mandi kan?" ajak Jonggi. Ke pasir, maksudnya ke tepi pantai dari Danau Toba. Saya memang bilang mau melihat cara memandikan horbo (kerbau). Sehari sebelumnya saya turut menggembala sapi bersama mereka. Jonggi dan Ondo, sahabat saya sore itu "Gini kak cara mandiinnya!," pekik Ondo semangat Saya mengikuti Jonggi dan Ondo menggiring kerbaunya. Setelah berjalan sekitar sepuluh menit, kami sampai di tepi danau berpasir. Seperti sudah mengerti, kerbau-kerbau itu masuk ke air dan merebahkan tubuhnya yang besar. Kerbau milik Ondo ini tampak sangat penurut. Ia tampak patuh sejak berjalan men

TERE LAGI DAN LAGI

Gambar
DATA BUKU  Judul MATAHARI Penulis TERE LIYE Penerbit GRAMEDIA Cover depan Matahari/Tere Liye Matahari adalah buku ketiga dari serial Bumi. Dengan judul buku pertama Bumi dan kedua, Bulan. Setaun lalu saya sudah tuntas membaca dua seri buku tersebut. Rata-rata banyak halaman dari ketiga buku ini sama, yakni hampir mendekati angka empat ratus. Tetapi entah mengapa ketika mulai membaca tidak terasa sebanyak itu halaman yang harus dilahap. Ini buku kesekian Tere Liye yang saya baca dan selalu meninggalkan kesan yang sama: mendetail namun tidak membosankan. Itulah gaya Tere Liye yang saya sukai. Pembagian bab dalam novel ini juga pas. Jeda tiap bab tidak terlalu panjang juga tidak terlalu pendek Nah, sama seperti kedua novel sebelumnya. Novel ini menceritakan tentang petualangan tiga remaja, Ali, Seli, dan Raib, di dunia paralel Klan Bintang. Sebuah dunia yang terletak di perut bumi, tepatnya di bagian mantel bumi. Awalnya bermula dari rasa penasaran Ali, seor

JADI RELAWAN? AH SANGAT MUDAH!

Hidup di tengah-tengah masyarakat sosial yang berbeda denganmu itu sungguh sangat mudah. Saya baru mengalami ini selama enam bulan dan dengan berani mengatakan pernyataan ini.  Sangat mudah  Ketika kamu kuat dibenci oleh yang tidak senang dengan kehadiran orang baru yang dianggap sok tahu dan mau mengatur.  Sangat mudah Ketika kamu bisa terus mencipta topik-topik obrolan dengan orang baru yang baru kamu temui. Sangat mudah ketika kamu memiliki kemampuan untuk tetap tersenyum meski kamu benci pada seseorang. Entah karena masalah pribadi, dia pernah menyakitimu. Misalnya.  Sangat mudah Ketika kamu dapat berbaur dengan sekelompok orang yang berjenis kelamin berbeda darimu. Sebagai perempuan atau lelaki terkadang kita sulit melakukannya. Masuk sebuah kelompok baru. Ada perasaan terintimidasi. Tidak hanya perempuan, lelaki pun iya.  Sangat mudah  Ketika kamu mampu bertahan sendiri, tanpa siapapun. Sia pa pun. I mean, physically .  Sangat mudah  Ketika ka