Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

PERGANTIAN TAHUN SAMA HALNYA PERGANTIAN BULAN

#NonStopMenulis31Hari (31/31) Whats so very special? Orang-orang.. ah bahkan saya dahulu... sangat WOW sekali dengan pergantian tahun. Kayak kermana begitu. Menjelang umur 20 euforia pergantian tahun mulai luntur. Rasanya biasa-biasa saja. Seperti pergantian bulan.. ah bahkan hari!  Karena bagi saya setiap hari baru selalu ada harapan baru. Saya menulis di twittter status sesuai judul tulisan ini. Lantasa teman saya yang cukup kritis mengatakan, "Ada banyak doa tersemat. Lebih banyak refleksi yang terakumulasi. Sudah semestinya kehendak pribadi baru yang lebih baik butuh perayaan dan legitimasi. Terkadang". Ada pula yang berkomentar, "Jiwa lemah saja yang bilang begini. Instropeksi diri, flashback apa saja yang terjadi. Yang tidak baik diperbaiki".  Keduanya tepat. Ya saya akui. Saya pun setuju. Hanya saja saya rasa tidak perlu euforia yang berlebihan. Atau mungkin karena gaya saya yang cenderung malas dengan hal seperti itu? Sekarang saja saya meray

MAYORITAS DAN MINORITAS

#NonStopMenulis31Hari (30/31) Saya tidak tahu manusia mana yang pertama kali memperkenalkan dua kata ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring, mayoritas didefinisikan sebagai jumlah orang terbanyak yang memperlihatkan ciri tertentu menurut suatu patokan dibandingkan dengan jumlah yang lain yang tidak memperlihatkan ciri itu. Sedangkan minoritas diartikan sebagai golongan sosial yang jumlah warganya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan golongan lain dalam suatu masyarakat.  Dalam contoh pada kamus, dicontohkan -anggota koperasi. Itu saja. Saya bisa menerima secara logis ya..ya..ya.. Dalam kenyataanya, kata mayoritas dan minoritas ini lebih banyak digunakan dalam isu (uhuk) agama dan etnis. Salah satunya yang saya amati yang belakangan tahun ini ramai dibicarakan dan sedang hangat juga adalah tentang ucapan selamat hari raya natal.  Di Indonesia, kami yang merayakan Natal seringkali disebut sebagai kaum minoritas. Belum lagi mereka yang merayakan Kuningan atau mer

HOLIDAY MOOD

#NonStopMenulis31Hari (29/31) Dulu.. waktu belum kerja. Waktu belum tinggal sama orangtua seintens ini momen liburan selalu menjadi momen tapaleuk yang dinanti-nantikan. Entah kemana saja. Tanpa tujuan lebih sering. Yang pasti selalu tidak berada di kontrakan. Ngelayaaaap terus. Momen-momen seperti itu sungguh menyenangkan dan dinanti.  Tahun berganti. Aktivitas dan kesibukkan menjadi berbeda. Momen liburan pun dipandang berbeda. Dulu yang harus wajib kudu a must keluar.. Sekarang.. Definisi liburan itu menjadi berubah.  Doin nothing. ..  Eat..  Watch a movie..  Ngobrol... Scroll sosmed... Telponan dengan teman...  Tidur sepanjang siang.. ( WAH INI MOMEN EMAS !!)  Gegoleran sonde jelas..  Thats my current holiday mood !  Ba ha gia~   

NOTHING TO HIDE

#NonStopMenulis31Hari (28/12) Supeeeeerb !  Buat yang baca judul ini dan langsung teringat dengan sebuah judul film... YAP! Betul sekali judul tulisan ini adalah judul film yang baru saja saya tonton siang tadi.  Film ini asalnya dari Perancis. Sederhana sekali dan relate dengan kehidupan kita sekarang. Bahkan sangking merasa sangat terhubung dengan film ini, selagi menulis kalimat ini rasa-rasanya saya ingin menonton kembali film ini.  Buat yang penasaran filmnya seperti apa bisa cari sendiri di internet. Paham lah yah di mana bisa menemukan film ini. Film yang sudah diadaptasi oleh sineas negara lain seperti Korea ini baru rilis Oktober 2018. Banyak netizen memberi review bagus atas film yang dimainkan 7 pemain ini. Saya pun hendak membuktikan review-review tersebut! Saya tidak akan cerita tentang film ini, tetapi saya akan menceritakan sisi yang serupa yang saya amati dan rasakan terjadi, membuat film ini sungguh dekat dengan kehidupan kita. Intinya film bercerita te

LAGI APA?

#NonStopMenulis31Hari (27/31) Kam lagi apa? Kam hari ini bikin apa? Kam makan apa? Kam lagi di? Kam telpon siapa? Kam baca ini tulisan ko? Kam semua yang baca blog ini semoga sehat dan bahagia selalu ya!

OVERRATED ATAU TOO HIGH EXPECTATION?

#NonStopMenulis31Hari (26/31) Ini bukan review film ya. MONMAAP kurang ngerti film nih. Cuma cerita aja. Dan mencoba siapa tahu besok-besok bisa review film.  Dua malam yang lalu saya baru saja menonton film Milly dan Mamet. Saya penasaran ingin menonton film ini hanya karena begitu banyak review yang positif tentang film ini. Ini kali pertama saya tergiur menonton karena review orang-orang. Belum lagi dalam 3 hari pemutaran, film ini sudah ditonton 300 lebih penonton. Makin penasaran lah diriku. Akhirnya saya menonton film garapan pasangan Prakasa ini. Awal nonton sudah merasakan perasaan yang janggal..  Kok rasa-rasanya bakal jauh dari ekspektasi saya yah .. Pikir saya kala itu. Saya biasanya menebak film dari awalannya. Sama seperti berita, awalan film ini ibarat lead. Jika dari lead saja kurang nonjok , ucapkan selamat tinggal. Pembaca kemungkinan besar akan meninggalkan tulisan Anda. Asumsi ini sudah tertempel dalam pikiran saya dan seringkali terbawa ke berbaga

NATAL

#NonStopMenulis31Hari (25/31) Katanya Natal selalu membawa kebahagiaan. Ya! Harusnya. Saya pun merasakannya. Karena masih bisa diberi kesempatan untuk menikmatinya lagi tahun ini. Bersama bapa, mama, dan adik. Masih diliputi kesedihan juga karena peristiwa kemarin. Sedih lihat Ifan yang harus kehilangan ketiga personil dan istrinya. Sulit membayangkan sih. Kalau terjadi pada syaa bagaimana. Namun yang pasti saya percaya setiap momen kehidupan sudah diatur jalannya. Natal kali ini mungkin masih merasa banyak yang kurang. Entah apa. Namun yang pasti salah satunya kesiapan batin. Ya! Saya kurang siap tahun ini. Masih banyak kurangnya. Tak mengapa. Selamat Natal. Berjumpa lagi tahun berikutnya. AMIN.

JELANG

#NonStopMenulis31Hari (24/31) Jelang satu hari Natal. Ada berita buruk. Tsunami di Selat Sunda. Awalnya berpikir ini biasa saja. Ternyata lebih dari itu. Ah sedih rasanya. Semoga semua baik-baik saja dalam keadaan tidak baik ini.

BARU LIBUR SEBENTAR

#NonStopMenulis31Hari (23/31) Rutinitas liburan apalagi hanya di rumah jujur selalu membosankan bagi saya. Di satu sisi senang juga bisa leyeh-leyeh.. Main-ngobrol sama mama. Atau sama adik yang baru pulang dari Denpasar. Tapi baru libur sebentar ini rasanya sudah mulai bosan. Rindu dengan rutinitas kantor.  Nanti kalau sudah masuk.. Baru masuk sebentar jangan-jangan sudah minta libur.  HADEH! MANUSIA!

TIDAK MAU LIBUR

#NonStopMenulis3Hari (22/31) Saya sudah mulai kerja di lembaga yang baru sejak Oktober 2018. Rutinitas barusudah dimulai sejak itu. Banyak hal-hal baru yang saya alami yang tidak pernah saya alami dari lembaga-lembaga sebelumnya. Pertama, tentang kerja bakti. Kedua, tentang libur.  Ini yang mau saya ceritakan. Kantor saya sudah mulai liburan sejak dua hari lalu, tanggal 20 Desember 2018. Masuk kembali ke kantor 4 Januari 2019. WOW. Cukup lama yah! Hampir tidak jauh berbeda dengan liburan sekolah. Sebelum lanjut, saya tekankan ini bukan untuk menyindir atau menceritakan keburukan lembaga. BIG NO. Karena menurut saya tidak buruk sama sekali. Saya meski nantinya akan merasa bosan, saya beryukur diberi waktu untuk rehat cukup panjang.  Poinnya adalah baru kali ini saya merasa tidak ingin libur. Sebagai lembaga sosial, saya merasa tanggung jawab saya lebih besar. Apalagi sekarang saya bertanggung jawab terhadap suatu projek di suatu pulau. Suatu kali akan saya ceritakan. 

HEHE

#NonStopMenulis3Hari (21/31) Ada telepon masuk. Ekspresimu berubah. Saya tahu artinya. Hanya 5 menit berbincang. Dia akhir telepon. "*entah apa saya tak tahu*" " too .." HEHE. Saya cuma bisa maklum. HEHEHE.

UNTUK KAU

#NonStopMenulis3Hari (20/31) Untuk kau kawan yang dengan caramu sendiri memberikanku suntikan semangat dan motivasi..  Untuk kau kawan yang dulu ku kira tak akan bisa jadi kawanku... Untuk kau kawan yang selalu bisa membuat orang di sekelilingmu tertawa lagi dengan tindakan konyol kau.. Untuk kau kawan yang punya hati besar dan hangat... Untuk kau kawan yang punya prinsip kuat... Untuk kau kawan yang tidak peduli sedetik pun dengan pendapat orang lain.. Untuk kau kawan yang kadang terlalu baik sampai harus mengorbankan diri sendiri... Kau telah mencapai satu titik yang baru. Harus jadi lebih baik. Harus jadi lebih baik. Harus jadi lebih baik. Selamat. Terimakasih sudah jadi kawan baik yang mengajarkan banyak hal. Baik dan buruk.

MANDEG

#NonStopMenulis31Hari (19/31) Menulis seperti ini setiap hari adalah sebuah tantangan.  Apalagi buat saya yang sok sibuk ini.  Tetapi saya paling suka tantangan. Apalagi yang susah-susah seperti ini. Rasanya minta ditaklukan.  Saya sudah jalan lebih dari setengah. Hari kesembilan belas.  Beberapa kali bingung memilih mau tulis apa. Kalau menulis kegiatan sehari-hari. Ah membosankan sekali. Saya bukan Awkarin atau Pak Basuki Menteri PUPR yang sibuknya bukan main itu (gileeee dimana-mana beliau kayaknya ada sih >.<). Mobilitas tinggi, jadi banyak variasi setiap harinya.  Saya pikir kebingungan ini berangkat dari keteledoran saya sendiri. Belakangan saya mulai jarang membaca buku! Kurang lebih dua bulan saya tidak memabaca buku secara fisik. Padahal, beberapa bulan lalu syaa cukup rajin baca buku. Bahkan sempat membuat tantangan dengan teman saya untuk membaca minimal satu buku per minggu lalu kita saling membuat review. Setelah itu kami pun sharing . Sungguh pert

MAKNA HARI ULANG TAHUN

#NonStopMenulis31Hari (18/31) Hari kakak saya yang kedua berulang tahun.  Umurnya 28.  Pada pacarnya ia meminta untuk tidak dibelikan kado atau dirayakan.  Pada orangtuanya juga begitu. Pada adiknya yang misqin-misqin ini juga.  Padahal beberapa tahun lalu pernah ia meminta untuk dibelikan kado. Pada adik-adiknya yang kala itu masih mengemis uang orangtua juga.  Sekarang juga masih sih. HAHAHA. KEJAM OI BRIGITA .  Saya kemudian merenung.  Apa sebenarnya kakak saya dan kalian semua maknai ketika berjumpa dengan hari ulang tahun.  Hari di mana harus bersuka cita dengan makan-makan besar?  Hari di mana semua orang mencurahkan perhatian padamu?  Hari di mana kamu bisa lakukan apa saja yang kau mau?  Saya begitu sih. Jujur. Tetapi itu sekitar dua tiga tahun lalu.  Kalau ulang tahun maunya diketahui banyak orang. Minimal diucapkan di postingan instagram atau diucapkan lewat facebook atau twitter.  CIH! Kalau diingat-ngat cheesy sekali diriku.  Tidak ha

ORANG-ORANG MENJAUH DARI GEREJA?

#NonStopMenulis31Hari (17/31) Hakikat dari agama itu sebenarnya apa? Sering saya bertanya pada diri sendiri. Juga pada teman. Apakah dengan turut serta dalam aktivitas gereja secara rutin? Ataukah dengan rajin ke Gereja setiap minggu dengan tampilan necis? Ataukah sebaliknya? Tanpa harus melakukan hal-hal seperti itu?  Atau jangan-jangan karena kita terlalu sibuk mikirin soal hakikat sampai kita sendiri tidak sadar sebenarnya kita beragama itu untuk siapa.. dan untuk apa.  Ini sebenarnya hanyalah sebuah refleksi kecil dari cerita kedua teman saya soal bergama dan beriman menurut mereka. Teman pertama saya sebu saja Tere. Sudah tiga bulan dia tidak pergi beribadah pada hari Minggu. Begitu juga dengan aktivitas gereja. Saya bertanya apa alasannya. Jawabannya karena dia muak dengan orang-orang yang tampaknya beragama tetapi ternyata hanya topeng semata. " Ya malas sa pi gereja. Dong keliatan sa rajin.. Tapi nyatanya dong hidup son pernah bae den sesama ". Begitu

I KNOW

#NonStopMenulis31Hari (16/31) I know you belong to somebody (new)... but tonight you belong to me..

KATANYA SAJAK (7)

#NonStopMenulis31Hari (15/31) Pernah berada dalam posisinya. Lihat dia kesal. Jengkel. Gibah. Kenapa mau? Heran! Dicibir. Di belakang. Kenapa begitu? Mau tanya. Tak sampai hati. Entah mungkin terbawa suasana. Cih! Bilang saja nafsu! Jahat! Kau rasakan sendiri kelak! Mustahil itu! Kini. Berganti.. Dia tersenyum picik. Rasakan kau!

UNTUK DIRENUNGKAN

#NonStopMenulis31Hari (14/31) Selepas makan siang, di kantor. Selepas kerja bakti di kantor. MEEEEN . Di kantor saya ada kerja bakti doooong ! Sedang memikirkan tentang perkelahian.. Salah satunya perkelahian dengan orangtua. Perkelahian dalam artian... Berselisih paham atau beda pendapat. Tulisan ini hanya berisi tentang pertanyaan-pertanyaan. Jawab saja dalam hati. Untuk direnungkan. Untuk kamu. Untuk saya juga. Seberapa sering kamu beda pendapat dengan orangtuamu? Biasanya tentang apa?  Bagaimana cara kamu menyampaikan hingga mempertahankan argumenmu? Bagaimana kamu menanggapi apa yang disampaikan orangtuamu?  Berapa lama biasanya kalian bersitegang? Apa yang kamu rasakan ketika orangtua mu tidak menghargai pendapatmu? Bagaimana akhirnya kalian bisa mencapai satu titik sepakat?  Siapa yang biasanya mengalah?  Siapa yang biasanya berani untuk minta maaf? Bagaimana kamu mengantisipasi hal serupa untuk tidak terjadi lagi?  -dari yang belakangan ini sering b

SEBUAH HARGA UNTUK DEKAT DENGAN ORANGTUA

#NonStopMenulis31Hari (13/31) Buat kamu yang merantau.. Momen kedekatan secara fisik dengan orangtua adalah sesuatu yang sangat berharga. Ini asumsi pribadi saya dan berdasarkan cerita dari teman-teman semasa saya masih merantau juga dulu.  Tetapi di sisi lain. Jauh dari orangtua juga merupakan sebuah kesempatan. Tanpa ikatan yang berarti secara fisik, kita bisa bebas. Terserahlah bebas yang seperti apa yang tiap orang definisikan. Tetapi bagi saya.. Bebas dalam arti memiliki ruang yang luas untuk melakukan apa yang saya sukai tanpa harus dibatasi secara berlebihan.Sebagai anak perempuan saya sadar, jika saya dekat dengan orangtua mereka banyak memberi batasan. Saya sudah pernah cerita sebelumnya. Tentang saya yang ingin kembali ke Kupang selain untuk bisa memiliki koneksi di tanah sendiri, lebih dari itu saya ingin lebih dekat dengan orangtua saya.  Sudah hampir setahun saya di rumah. Bersama mereka. Senang tentu saja rasanya. Tetapi jauh sebelum memutuskan pulang saya

NEGATIVE MEETS NEGATIVE!

#NonStopMenulis31Hari (12/31) Benar kata orang. Kalau kita berpikir negatif maka yang terjadi adalah hal-hal negatif. Begitu pun sebaliknya. Seorang kawan pernah berkata pada saya kalimat yang cukup baik. Sebenarnya kita berdoa bukan pada Tuhan. Tetapi berbicara pada diri kita dan juga semesta. Kalau kita berdoa pasti kita mengucapkan hal-hal yang baik, bukan? Kata-kata yang mengarah pada terjadinya atau terkabulnya apa yang kita ucapkan? Apalagi ketika kita sangat-sangat ingin dengan apa yang kita katakan. Kita akan terus-menerus mengulangnya. Apa yang kita lakukan pun akan selalu berporos pada apa yang kita inginkan. Maka terjadilah. Lalu kita menganggap bahwa doa kita terkabul. Hari ini saya merasa sejak pagi tidak lagi bisa berpikir positif. Dalam diri tidak nyaman. Tidak bisa berpikir jernih. Diawali dengan tidak sarapan, langsung berangkat begitu saja ke kantor. Sesampai saya di kantor ternyata handphone saya ketinggalan. Padahal hari itu ada beberapa hal yang membutuh

HUFT

#NonStopMenulis31Hari (11/31) Berkelahi Berkelahi Berkelahi Berkelahi Berkelahi Berdebat karena lu sulit ambil keputusan. Berkelahi Berkelahi ini hari. Tapi untung lu selalu sabar. Sonde pernah marah. Berkelahi Berkelahi Kalau ketemu lagi baikan. Lalu pasti berkelahi lagi.  HUFFFFFTTTT!!!!!

MEMANUSIAKAN MANUSIA

Gambar
#NonStopMenulis31Hari (10/31)     Dulu, entah saat masih SMP atau SMA, saya sering sekali mendengar kalimat dari judul tulisan ini. Memanusiakan manusia. Me ma nu si a kan ma nu si a. Kala itu saya sulit sekali mendefinisikannya. Rasanya sulit dan jauh sekali. Umur semakin bertambah semakin bertambah pula isi kepala. Meskipun isinya masih itu itu saja dan masih harus lebih banyak diisi dengan hal-hal berfaedah.  Saya pun menemukan untuk memanusiakan manusia HARUS, WAJIB, MUTLAK , diawali dengan diri sendiri. This is the hardest one !  Kalau masih.. Minder dengan kemampuan diri sendiri.  Kalau masih.. Suka menyalahkan diri sendiri secara berlebihan.  Kalau masih.. Tidak pernah memberikan pujian pada kerja keras diri sendiri.  Kalau masih.. Larut terus-menerus dalam kesedihan dan keterpurukan.  Kalau masih.. Belum bisa mencintai diri sendiri.  Selamat kamu masih dalam tahap belum memanusiakan dirimu sendiri. Saya pun menyadari semua ini sulit sekali dan

LANAUS PANGGIL!

Gambar
#NonStopMenulis31Hari (9/31)  Saya merasa sangat beruntung. Sejak sekolah dari Taman Kanak-kanak hingga menyelesaikan studi strata satu tidak pernah saya bersekolah dalam kondisi yang tidak layak. Bangunan sekolah secara fisik sangat nyaman. Ke sekolah tanpa harus jalan kaki seperti yang bapa dan mama saya lakukan dahulu. Jika melihat ada sekolah yang roboh, atau melihat anak-anak yang bersekolah di sekolah yang secara fisik memprihatinkan... Jujur hal tersebut tidak relate sama sekali dengan saya. Bukan sombong. Bukan sombong sama sekali. Tetapi sungguh saya sadari di luaran sana banyak sekali anak-anak yang tidak seberuntung saya. Entah yang seumuran dengan saya, sebelum atau sesudah saya. Meski tidak berkorelasi secara langsung dengan saya, ketika melihat hal-hal yang menyedihkan terkait kondisi fisik sekolah saya hanya bisa bersimpati. Sayang, kadang simpatik ini hanya berhenti pada rasa semata. Tidak ada aksi nyata yang saya lakukan. Ya.. saya akui itu. Jika pun menyumb

TERASA BEDA

#NonStopMenulis31Hari (8/31) Ini kali ketiga kita lakukan ini bersama. Kita lakukan dengan baik.  Kau berusaha dan aku pun.  Ini kali ketiga. Tidak mungkin kau lupa. Apalagi aku. Sulit sekali tentu saja.  Terasa sangat berbeda dari sebelum kita berusaha. Hingga yang ketiga ini.  Terasa paling berbeda. Sangat berbeda.  Kursi...  Teras...  Pun jadi terlihat dan terasa berbeda.

BETA SON INGA LE

#NonStopMenulis31Hari (7/31) Kesibukkan ni kadang bikin katong son inga apa-apa le. Son inga untuk sekedar bangobrol den orang-orang di sakitar katong. Ke mama.. bapa.. sodara.. atau den besong pu tetangga...  Atau son inga le hubungi katong pu teman akrab. Yang jauh skali. Ini ni yang b sedang alami sakarang.  B ada beberapa kawan yang akrab den b semasa SMP SMA sampe Kuliah yang sakarang tasabar dimana-mana. Kebanyakan di Jakarta.  Sekalinya berhubungan... kontak-kontakkan... kadang jadi garing.. jadi hambar katong pu obrolan. Kadang ju karna lingkungan su beda, lingkungan pertemanan yang skarang ju su beda jad bkin pengaruh di katong pu cara pikir. Totally different lah rasanya. Meski su ada vidcall su ada chat dan aplikasi yang lancar dan banyak. B ju son tinga di tempat terpencil.. jadi son ada masalah...   Tapi ya kermana e begitu..  B kadang lupa sa rasanya bisa ngobrol banya hal den b pu kawan2 bae dong. Kangen. Apale b ni org cukup susah cerita hal

TERASA SALAH

#NonStopMenulis31Hari (6/31)    Pernah kah kau merasa jatuh cinta tetapi jatuh cinta pada sesuatu yang salah?  Saya pun pernah.  Bagaimana rasanya?  Saya pun merasakan sakit.  Kenapa terus berlanjut?  Saya pun sudah terlanjur. Sulit mau kembali ke awal. Sulit untuk berhenti. Rasa-rasanya.  Bagaimana kau bisa tahu itu salah?  Saya pun merasa begitu. Iya. Tidak nyaman saja rasanya. Orang-orang di sekeliling tidak ikut mendukung.  Kok repot. Kenapa harus peduli dengan orang lain?  Saya pun begitu. Sungguh. Mau tidak peduli tidak bisa. Sama. Saya pun sudah pernah mencoba untuk bersikap masa bodoh.  Pernah mencoba berhenti 'kan?  Ooh kalau saya belum. Karena belum selesai tugas saya di situ. Ada tanggung jawab di situ. Saya sudah terlanjut jatuh cinta sekali dengan apa yang saya lakukan sekarang. Saya harusnya menyelesaikannya meski terasa salah.  te ra sa salah..  

MENCETAK SEJARAH

Gambar
He did it ! #NonStopMenulis31Hari (5/31) Selepas hujan. Di kantor. Langit masih sendu rasanya. 4.45 PM. Satu persatu sudah mulai merapat ke parkiran. Sudah saatnya pulang. Tapi langit tidak senada dengan suasana hati saya hari ini. Saya baru saja.. Dapat kabar dari kakak kedua saya yang baru saja menyelesaikan sidang thesisnya. Rasanya senang sekali. Serta tentu saja semakin membuat saya bersemangat sekali untuk juga melanjutkan studi master.  Pagi tadi sebelum ke kantor, sewaktu saya berpamitan hendak ke kantor. Bapa sempat bilang, " Jan lupa berdoa kasi kau pu kakak tu. Ini hari dia cetak sejarah, ". Saya tahu sekali ini hari adalah hari yang sangat membuat orangtua saya senang.  Ada salah seorang dari empat anak mereka akhirnya menyelesaikan master studinya. Dan kakak saya ini menjadi yang pertama dalam keluarga kami yang sudah menyandang gelar master.  Puji Tuhan! Puji Tuhan! Puji Tuhan! Itu saja!  Yang pasti perjuangan baru saja dimulai. Semakin b

DIET ITU SUSAHNYA SEBELAH MANA

#NonStopMenulis31Hari (4/31) Hari ini entah kenapa saya merasa semakin gendut. Ya dan memang meski belum menimbang. Beberapa baju saya ada yang dahulu masih ada ruang di beberapa bagiannya.. tidak lagi. Bajunya seperti sudah menempel.  Apalagi hari ini saya ngemil banyak di kantor. Keripik empat  bungkus plus jagung yang dikasih sama pak bos. Belum lagi bekal yang nasinya cukup banyak hari ini. Sekarang. Ketika menulis ini saya teringat akan niatan saya baru-baru ini. SAYA MAU DIET . Heyy janganlah engkau ketawa. Perem memang biasanya begitu. Terutama saya. Apalagi tadi sepulang kerja karena sedang ada tamu yang menginap di rumah, sudah dipastikan ada daging se'i yang dibeli. Lahaplah saya makan malam ini. Daging babi gitu loh. Apalagi saya adalh pencinta daging babi nomor 1.  Inilah salah satu alasan kenapa diet saya tidak pernah berjalan. Apalagi kalau dalam keadaan tinggal di rumah seperti ini. Kalau masih jauh dari orangtua seperti dulu kan gampang... Kalau tida

WHY PEOPLE HATE MONDAY?

#NonStopMenulis31Hari (3/31) I always thinking about this question. Why people hate Monday? Ya...I said this because that's a mainstream opinion. Am I right?   But in my mind this question has many answer on it.  Maybe because Monday make people split up with the best day in a week?  Maybe because if theres Monday so theres a many new jobs? Maybe because Monday identical with stressfull day? Maybe because in Monday make peole remembered the bad past?  I said this one because one of my favorite musicians, Endah n Rhesa had the song about this. The title is BLUE.This song storyline is about someone who passed away 'left' her girl. He never told her pain story to his girl.  You may check the music on youtube. Thinking about this song make me sad. Maybe theres another reason. Sad reason why do people hate monday. You and I... doesn't need to know. Keep their reason just a secret. But  the important thing is start your new week with full of spirit a

SELALU CINTA MINGGU

#NonStopMenulis31Hari (2/31) Hari ini Hari Minggu. Selain hari gajian dan hari libur nasional, hari Minggu is always my favorito day in a week .  Apalagi kalau urusan cuci mencuci sudah diselesaikan pada Sabtu. Uuuuih kenikmatan duniawi.  Hari ini sengaja saya bangun agak siang. Selain karena tidak ada cucian baju, saya sudah memiliki janji dengan teman spesial untuk pergi ke Gereja bersama pada sore hari. Saya bangun hari ini pukul 08.00 WITA. Entah tepat atau tidak. Saya sudah lupa. Setelah bangun saya merapikan tempat tidur. Ini adalah auto activity yang saya lakukan selepas bangun tidur. Dahulu tidak. Namun semenjak kembali ke rumah pada awal tahun dan pada awal-awal saya tidak langsung melakukannya, nyonya besar di rumah selalu marah-marah.  Maka lambat laun tubuh ini seolah enggan dimarahi dan secara otomatis melakukan kegiatan ini. Selepas itu saya juga menyapu seluruh bagian rumah. HUUFT. Sungguh ini pekerjaan yang paling melelahkan di rumah. Rumah kami memiliki t

PERTAMA PERTAMA PERTAMA

Gambar
#NonStopMenulis31Hari (1/31) Pertama, angka satu, deluan , paling depan adalah hal yang sering menjadi incaran orang-orang. Siapa sih yang tidak ingin menjadi yang pertama? Jujur saya orang yang cukup berambisius dengan hal tersebut. Bahkan selain angka 7 dan 3, angka 1 adalah nomor favorit saya.  Biasanya pula hal-hal yang pertama adalah hal yang biasanya akan dikenang sepanjang hayat.  Pertama kali kau bisa berjalan. Pertama kali kau masuk sekolah. Pertama kali kau bolos sekolah. Pertama kali kau pergi ke luar daerah. Pertama kali kau pergi sendiri. Pertama kali kau pacaran. Pertama kali kau dan pacarmu berciuman. Pertama kali kau mendapatkan pekerjaan. Serta momen pertama-pertama lainnya.  Termasuk hari ini dan tulisan ini. Ah.. yang pertama tulisan ini dahulu.  Ini adalah tulisan pertama di tantangan #NonStopMenulis31Hari yang saya buat sendiri untuk saya sendiri. HAHA. Sekaligus menjadi tantangan pertama pula yang saya buat di blog ini.  Hari ini adalah mom

TANTANGAN MENULIS DI AKHIR 2018

Gambar
Dengan judul, berlari menyongsong 2019! AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!  Sudah lama sekali rasanya tidak rutin menulis di blog. Maka dari itu untuk 'menebus' rasa bersalah ini saya ingin menantang diri sendiri.  Tantangan ini berupa menulis setiap hari selama 31 hari di bulan akhir 2018. Selain itu saya juga ingin menutup tahun ini dengan berbeda dan dengan cara yang saya cintai. Tema yang ingin saya tulis beragam. Tidak hanya beragam bisa jadi random dengan bahasa yang saya inginkan. Entah bahasa Kupang.. bahasa Indonesia.. bahasa Inggris.. atau bahasa Cinta. WQWQ PREK.  Sampai ketemu di 31 hari menulis di Desember 2018 ini.  MARI KITA MULAI!!!!!

DARI KIK JADI PEKIK

Gambar
Pada tulisan saya jauh sebelum ini, saya pernah menulsis tentang merasa asing di tanah sendiri, di Kupang. Merasa seperti pendatang. Pada tulisa tersebut saya bercerita tentang teman-teman saya termasuk saya yang berhasil menginisiasi suatu kegiatan. Kegiatan tersebut sudah berlangsung pada 11 Agustus 2018. Kelas Inspirasi Kupang. Itulah kegiatan yang kami inisiasi. Kegiatan ini adalah yang perdana di Kota Kupang. And yaa.. we did it . Berkenalan dengan Kelas Inspirasi Kupang   Kelas Inspirasi Kupang merupakan kegiatan mengajar sehari bagi para profesional ke berbagai Sekolah Dasar. Kegiatan mengajar ini lebih fokus bercerita tentang profesi sang profesional dan memberi inspirasi terkait cita-cita kepada anak. Tetapi lebih dari itu, Kelas Inspirasi Kupang juga memiliki semangat untuk mengajak anak-anak mau mengabdi pada Nusa Tenggara Timur, tanah yang memberi kita semua kehidupan.  Sebagian dari kami saat survei di SDN Beumopu. Kelas Inspirasi sudah dilakukan di berb

KAU PERNAH PATAH HATI?

Pernah kah?  Kau pernah kah patah hati?  Saya yakin ya pernah. Atau mungkin sering. Saya juga. Sering malah. Apalagi belakangan ini... Karena banyak hal. 

KATANYA SAJAK (6)

Tidak ada yang lebih perih dari ketika mengetahui kebenaran Obat semujarab apa pun tidak akan mampu Kecuali...

URUS PASPOR DI KUPANG TAL OKE!

Gambar
Sesekali saya pengen cerita dengan menggunakan bahasa Kupang. Bahasa Kupang percakapan atau bahasa pasar maksudnya. So here we go .. Penting tidak penting, mengerti tidak mengerti, baca sahaja! Su sejak lama.. beta pengen mati bikin paspor. Alasannya ya karna beta pengen pi luar negeri to.. HHUHUAH. Sanking pengennya nekat beli tiket sama beta pu kawan beli tiket PP ke Singapore. Yang ujung-ujungnya beta sonde jadi berangkat karna paspor blom ada dan uang waktu itu batul-batul manipis. Sumpahhhh menangis di bok bok kawan. :( Tapi sudah su.. Singapore ju blom pindah.. Paspor ju masih bisa dibuat. Akhirnya setelah meluangkan waktu dari ketersediaan waktu yang lagi super selo ini HAHAHA. Senin, 24 September 2018 b pigi lah ke Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Kupang. Letak di Penfui situ tu di Jalan Bumi... Deka Hotel Yatowawa situ tuu.. Karna ini pertama kali dalam bem hidup di Kota Kupang pi Imigrasi, b pakailah maps. Berkat kesotoyan itu akhirnya be beputar-putar bodok sebelum samp

KATANYA SAJAK (5)

You are my number one top searches on instagram. Always.

MENENGOK KE TIMUR LEWAT SAI RAI

Gambar
DATA BUKU  Judul SAI RAI Penulis DICKY SENDA Penerbit GRAMEDIA Cover depan Sai Rai Perkenalan pertama saya dengan Sai Rai terjadi di Gramedia Kupang. Saya lumayan sering window shopping di Gramedia. Entah kenapa. Saya menikmati momen-momen membaca buku atau sekedar judulnya saja tanpa membeli. Saya melihat cover buku ini cukup menarik. Kebetulan ada satu bukunya yang sudah tidak lagi disegel. Tangan saya pun langsung bergegas menuju halaman belakang: mengecek biodata penulisnya. Sorry.. bukan cek harga. Haha. Kan sudah tidak disegel! Dicky Senda. Saya pernah membaca sekilas tentang penulis ini. Beliau adalah putra asli tanah Timor, tepatnya dari Timor Tengah Selatan (TTS), yang menginisiasi Lakot.Kujawas. Saya tidak akan bercerita tentang Lakoat.Kujawas, karena ini tulisan ini adalah tulisan me review buku. Singkat cerita mengetahui sang penulis ada putra daerah dan buku ini merupakan kumpulan cerita pendek; tanpa berpikir dua kali saya pun membeli buku ini.  Buku