LANAUS PANGGIL!
#NonStopMenulis31Hari (9/31)
Saya merasa sangat beruntung. Sejak sekolah dari Taman Kanak-kanak hingga menyelesaikan studi strata satu tidak pernah saya bersekolah dalam kondisi yang tidak layak. Bangunan sekolah secara fisik sangat nyaman. Ke sekolah tanpa harus jalan kaki seperti yang bapa dan mama saya lakukan dahulu. Jika melihat ada sekolah yang roboh, atau melihat anak-anak yang bersekolah di sekolah yang secara fisik memprihatinkan... Jujur hal tersebut tidak relate sama sekali dengan saya. Bukan sombong. Bukan sombong sama sekali.
Tetapi sungguh saya sadari di luaran sana banyak sekali anak-anak yang tidak seberuntung saya. Entah yang seumuran dengan saya, sebelum atau sesudah saya. Meski tidak berkorelasi secara langsung dengan saya, ketika melihat hal-hal yang menyedihkan terkait kondisi fisik sekolah saya hanya bisa bersimpati. Sayang, kadang simpatik ini hanya berhenti pada rasa semata. Tidak ada aksi nyata yang saya lakukan. Ya.. saya akui itu. Jika pun menyumbang.. bisa terhitung dengan jari. Satu atau dua kali saja. Wah menyedihkan ya. Selebihnya saya hanya bersimpatik dan berdoa. Itupun jika saya ingat.
Salah satu ruang kelas di SDN Lanaus TTU kini. |
Maka dari itu, ketika salah satu komunitas di Kupang, Aksi Untuk NTT membuat campaign pengumpulan iuran publik saya tertarik sekali ingin tergabung. Campaign ini tidak hanya menggalang dana publik tetapi juga berupa kegiatan bersama mereka yang terdampak. Selengkapnya tentang campaign ini bisa kamu baca di sini.
Salah satu ruang kelas lain yang dibangun warga. |
Dahulu sekolah ini baik-baik adanya. Namun pada November 2016, bangunan sekolah ini hangus terbakar. Hingga kini anak-anak Lanaus dengan lapang dada harus bersekolah dengan bangunan seadanya. Debu, angin kencang, juga hujan senantiasa menemani mereka.
Maka dari itu saya mengajak teman-teman yang sekiranya juga merasa selama ini hanya sekedar bersimpatik. Merasa belum pernah mengulurkan tangan untuk membantu hal-hal seperti ini. Merasa tidak berkorelasi dengan keadaan seperti ini, namun tergerak. Saya ajak untuk ikut dalam aksi positif ini.
Saat ini masih dalam proses pengumpulan dana. Masih jauh dari target tentunya. Tetapi kami percaya kebaikan kekal adanya. Target pasti tercapai. Selain pengumpulan dana, saat ini tim Aksi Untuk NTT juga sedang dalam proses persiapan kegiatan bersama anak-anak di Kefamenanu. Dari Kota Kupang menuju Kefamenanu, Timor Tengah Utara, khususnya ke lokasi sekolah ini membutuhkan waktu perjalanan dengan kendaraan bermotor sejauh 6 hingga 7 jam.
Lanaus panggil kamu semua yang tergerak hatinya untuk membantu. Sekali lagi.. mungkin tidak secara langsung kamu rasakan atau tidak sesuai dengan histori kehidupanmu. Tetapi ini adalah panggilan sosial yang mungkin bisa menjadi pintu harapan bagi anak-anak di sana yang niscaya akan kembali pada kamu yang tergerak. Bantuan lain adalah bisa dengan menyebarkan informasi ini kepada orang-orang terdekat melalui sosial mediamu.
Lanaus panggil! Lanaus Panggil! Apa kamu tidak mendengar?
Komentar
Posting Komentar