Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Merayakan Kegagalan

Pernahkah kamu gagal dan yang kamu salahkan adalah dirimu sendiri? Bukan menyalahkan Tuhan. Seperti biasa. Bukan menyalahkan orang di sekitarmu. Seperti biasa. Bukan menyalahlahkan keadaan. Seperti biasa.  Biasanya, aku selalu menyalahkan hal lain di luar diriku, ketika menemui kegagalan. Tetapi kali ini jauh berbeda. Berkali-kali lipat hancur dari kegagalan biasanya yang kualami. Rasanya ingin menangis saja dan enggan melakukan apa-apa. Bahkan mendengar lagu yang seharusnya bikin bersenandung ria hanya membuat air mata semakin deras membasahi pipi. Apa-apaan sih ini. Berapa lama akan seperti ini?  Kali ini aku menyalahkan diri sendiri. Kurang berusaha. Kurang belajar. Kurang berjuang. Lebih banyak main-mainnya. Pikir hal-hal yang lain. Motivasi tidak murni. Tujuan tidak jelas. Jelas saja temanmu kegagalan yang menghampiri.  Ah. Air mata jatuh lagi.  Katanya jangan berharap terlalu tinggi. Tapi biasanya kalau terlalu tinggi berharap akan jatuh sakit. Sakit sekali. Tapi katanya impian,

Buah dari Melanggar Kata Hati

Terjadi lagi.  Momen di mana tidak mengiktuti kata hati. Hati ini jadi tak tenang. Pikiran menjalar kemana-mana. Deg-degan setiap kali mengingat lagi. Perasaan tak karuan. Sudah pernah ku rasakan rasa yang sama. Tetapi terjadi lagi. Ku langgar lagi kata hati. Ah. Sebal pada diri sendiri. Andai bisa ulangi waktu. Tapi mustahil.  Andai. Lebih baik sekarang berjanji lagi pada diri sendiri. Semoga tak lagi mengulanginya. Petik buah yang rasanya tak manis. Tak enak. Ih.  Sial! Aku pelupa. Mungkin akan ku icip lagi buah yang rasanya lebih pahit dari pahit ini.

Melanggengkan 24/7

Gambar
credit to freepik.com Bekerja dari rumah di zaman yang serba dari rumah ini pada awalnya menyenangkan. Selamanya juga akan bisa menyenangkan, asalkan satu kata ini tercapai: SALING! Saling memahami jika semua punya beban kerja lebih kalau bekerja dari rumah. Saling menyadari kalau dunia setiap orang tidak hanya berpusat pada dunia kerja. Saling mendukung sesamanya memperoleh kepenuhan diri secara raga dan rasa.  Banyak teman saya yang bekerja dari ruamah yang berbagi cerita tentang supervisor mereka yang lupa waktu bertanya pekerjaan. Padahal sudah malam. Ada juga yang menggelar rapat virtual berjam-jam bahkan setelah jam kerja pada umumnya. Memaksa parapekerja duduk berjam-jam depan layar tanpa ampun. Padahal ada studi yang memaparkan bahwa kini duduk berlama-lama adalah merokok dalam versi lain. Juga ada yang tak kenal hari. Sabtu atau Minggu pun tetap memberi tenggat waktu pekerjaan pada stafnya.  Saya sendirisejak berpindah ke tempat kerja baru akhir tahun 2020 tidak ingin mengalam

Perjumpaan dengan Si C!

Gambar
Sebuah ilustrasi. Sumber: freepik Sudah banyak yang berjumpa dan "berteman" dengan si C ini belakangan. Ah bahkan sejak 2019 silam. Kalian pasti paham si C yang saya maksud! Iya benar si C yang konon Katanya dari Wuhan itu. Eh atau sebenarnya dia dari Negeri Paman Sam, ya? Eheeeeeum.  Saya terdeteksi disapa si C pada akhir Juli 2021. Kira-kira tanggal 27. Awalnya adik saya lalu kakak saya dan akhirnya merambat ke semua angora keluarga kecuali mama dan keponakan berusia 10 bulan. Huft! Hasilnya memang bukan POSITIF tapi REAKTIF. Bisa saja ada diantara kami atau mungkin saya sendiri tidak sepenuhnya dihinggapi si C. Tapi e tapi.. Saya tinggal di Kupang. Swab PCR di sini berbeda dengan kalian yang ada di kota besar. Saya swab PCR 1 hari berselang setelah antigen dinyatakan reaktif.  Kalian mau tau hal mencengangkan apa yang terjadi selanjutnya? Kami harus menanti hasil keluar paling cepat 7 hari berikutnya. Iya. Kalian tidak salah baca. Tebak! Hingga tulisan ini saya buat Hasil

It's just a bad moment not a bad life!

Gambar
Foto bercerita favorit saya <3  Setahun ke belakang saya lagi senang sekali belajar bercerita. Entah di kali ke berapa saya menjadi begitu cinta dengan dunia bercerita ini. Namun yang pasti saya merada seperti memori masa kecil yang menyukai buku. Atau kenangan lain ingin menjadi reporter televisi, tampil di depan banyak orang, mengemuka ketika bercerita. Saya tidak memberi kata pasti itu alasannya, namun yang pasti ada rasa senang ketika saya bercerita. Suara-suara di kepala bisa diungkap dengan cara yang saya sukai.  Setahun ke belakang ini belajar saya juga mulai bertemu dengan orang dan kesempatan yang sebelumnya tidak pernah saya pikirkan. Berkolaborasi dengan lembaga sepenting Kemdikbud RI. Berkenalan dengan pendongeng-pendongeng hebat di Indonesia. Atau bahkan mendapatkan satu dua rupiah dari kegiatan satu ini.  Setahun ke belakang sudah banyak kali saya bergabung dengan kelas mendongeng atau forum tertentu yang berkecimpung di dunia mendongeng ini. Rasanya betul-betul sudah

Apa Arti Berdoa Untukmu?

Gambar
Credit to billygrahamlibrary.org Kalau untuk saya, berarti sangat penting.  Saya terlahir dari keluarga katolik sejati. Bapa saya berasal dari Flores, sarangnya orang-orang Katolik. Sedang Mama saya dari sebuah desa di Kulon Progo, Yogyakarta. Tepatnya Sendangsono. Tempat itu adalah tempat pertama Katolik bertumbuh kembang. Konteks yang begitu kental yaa betaya katoliknya seorang Brigita. BaÅŸkan di rumah kami, Bapak menetapkan jam doa bersama setiap jam setengah 6 sore. Dahulu ketika kami masih anak-anak dan bersekolah kami melakukannya juga di pagi hari.  Sejak Taman Kanak-kanak hingga berkuliah, saya selalu disekolahkan di sekolah atau kampus katolik. Bahkan untuk jodoh pun, orangtua selalu mewanti-wanti: HARUS KATOLIK. Tetapi kenyataan berkata lain haha.  Hari ini mat Katolik merayakan Jumat Agung, hari untuk memperingati sengsara dan wafat Yesus Kristus. Saya pergi ke gereja hari ini, dengan adik dan mama. Pada suatu ritus, ada saat di mana kami harus menghormati salib.  Awalnya sa

Perempuan dan Air: Sebuah Celotehan

Gambar
  Seorang Perempuan dan Hamparan Air di Danau Tob a (Dokumentasi pribadi, cari foto waktu di Semau, tapi entah tersebar di mana) Ada sebuah anekdot terkait pembangunan masyarakat yang jamak terdengar. Ceritanya sebagai berikut. Alkisah di sebuah wilayah, datanglah sebuah lembaga kemanusiaan. Lembaga ini hendak mengimplementasikan sebuah program. Pada hari-hari pertama kedatangan, mereka melakukan survei kebutuhan masyarakat. Singkat cerita, para petinggi lembaga pun dipertemukan dengan sekelompok bapak, termasuk beberapa pemuda, tetua adat, hingga pemerintah setempat. “Kami butuh pipa dari sumber mata air kami ke wilayah tinggal kami,” itulah suara bulat yang mereka utarakan. Akhirnya, si lembaga hadir lagi dengan membawa seperangkat alat membangun sarana yang mereka minta. Tak lama setelah semua terinstalasi sempurna, masalah lain datang. Di beberapa bagian pipa, mulai tampak rusak akibat ulah beberapa oknum. Lembaga datang memperbaiki. Namun terjadi lagi. Belum menyerah, pipa diperba

Family: Then and Now

Gambar
Photo credits to WESTEND61 Everything in this world is dynamic and relative. By every second, many people die and having birth. By every minute, there is something new and others are leaving. So does family structure. In a fact, nowadays, people are re-structed family tree composition and its 'job description'. Obviously, this one brings something new. Based on my perspective, they are two of them. First thing first is now people may see a various structure of family which makes our world more diverse. For example, it is common for some people to see two mothers at home, or two guys living and happily married without having any child. Personally, it makes this world unique and interesting. Moreover, since to be in love with someone is a right, I think we can not blame it. Even though in the other way, many people may see it as a mistake. Second one, this new structure is related to one of the real tolerances in society. Because of the changes, many people's mindset about re

Choose One: Urban or Rural

Gambar
Aerial view showing urbanization on Luzon island, Philippines. (Photo: CherylRamalho / Shutterstock) Everyone is on the same boat, old narrative said. However, it is wiser if we may say that, we are on the same ocean, with our own vehicle. Some with the ship, another one with the wooden boat, or others with yacht. This sentence would reflect the reality of people who lives in large cities and other people who choose to live in small, or suburban, or even rural areas. Moreover, some people stated that people who living in huge cities having many problems than others. I would present, perhaps it is correct, based on some perspectives.  Firstly, have a life in large cities, people are facing human from various background. For example in Jakarta, the capital city of Indonesia. When I was there for 2 months, I have found a lot of partners from all around this country. One side that is very nice because my relation getting broader. However, on the hand, it may be stressful because I have to

Individuals vs Governments & Companies

Gambar
Credit to: Kompasiana.com (https://www.kompasiana.com/mbksera/5cec7deb6b07c56c421c4342/narasi-people-power) Talking about environmental issues, nowadays, it takes a lot of things related to. One of them is about improving better environment. Every human that is live with, has their contribution reaching better environment. However, some people say only governments and huge companies are able making differences. Personally, I have different perspective. Everyone can do something to improve the environment. I could not agree more, based on some reasons. Firstly, governments and companies are basically consist of individuals. Particularly for governments, they just have a privillage to lead the nation, creating public policies, and making agreements. This is what I see in my country, Indonesia. As a democratic place, we believe that the society has the greatest power. From people, to people, by people. That is our slogan. Moreover, in our country system, the government is chosen by the so

THREE DAYS WRITING CHALLENGE! PART 1 (Hopefully)

Gambar
The title and the photos aren't inline Let's do it! Starting by tomorrow!  The academic writing challenge for three days! Whoop whoop. This writing is a reminder for me!

Perempuan Timur dan COVID-19: Kisah Kapten Tangguh

Gambar
Who run the world? GIRLS!  Picture credit to pillowtalkmedia.com Berbicara tentang perempuan, di masa, di situasi apapun tidak akan pernah ada kata usai. Perempuan, Puan, Wanita, apapun sebutannya selalu menjadi garda depan di segala situasi. Terutama pada situasi-situasti menegangkan. Sebuah artikel yang ditulis oleh Jack Zenger dan Joseph Folkman [1] , memaparkan sebuah hasil penelitian yang hasilnya menunjukan bahwa, women are better leaders during a crisis . Bahkan lebih lanjut, keduanya mengungkapkan hasil penelitian kepemimpinan perempuan di era COVID-1; yang rasanya sudah banyak tersebar di media sosial. Dipaparkan, studi menunjukkan angka kasus dan kematian COVID-19 di beberapa wilayah, secara sistematis jauh lebih terkontrol pada negara yang dipimpin oleh perempuan. Mereka juga melihat, dalam pemerintahan di U.S, negara bagian dengan pemimpin perempuan, memiliki angka kematian lebih rendah. Secara global, ternyata hasil yang sama pun muncul. Perempuan memegang kendali lebih b

Sulitnya Menggapai Impian

 "Kejarlah cita-cita setinggi langit. Karena, jikalau jatuh, kamu akan jatuh di antara bintang-bintang"  Sebuah pepatah klise. Sering terdengar di mana-mana. Bahkan sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar, sudah jamak bagi saya untuk mendengarnya. Dulu, ketika masih tren menulis biodata di kertas binder lalu saling bertukar; kalimat ini adalah yang paling sering saya tulis di bagian kamut. Alias kata mutiara.  Cheesy juga ya. Kamut. Belum lagi makes, mikes, akes, kakes ( who can relate these two lol? ), cheesy juga. Tapi seru juga kalau diingat-ingat lagi. Saya suka dengan kalimat itu. Sampai sekarang sepertinya alam bawah sadar saya merekamnya dengan baik. Sampai tanpa sadar saya berada dalam posisi, berobsesi mewujudkannya. Menggapai impian, cita-cita, setinggi langit.  Orang-orang terdekat saya tahu apa itu. Dan kini, saya sedang berada di fase merasa sulit untuk menggapainya. Banyak faktor. Beberapa diantaranya, kemalasan, keengganan, banyak distraksi. AAARGH. Kenapa.

Pentingnya Si Kecil Zat Besi Bagi Si Kecil dalam Kandungan

Gambar
Berbicara zat besi ( iron ) rasanya sudah tidak asing lagi bagi kita. Kendati cukup familiar, bukan berarti sudah dianggap sebegitu pentingnya. Padahal si kecil tak kasat mata, zat besi, merupakan suatu elemen penting bagi tubuh, terutama bagi si kecil yang sedang dikandung para ibu. Zat besi merupakan komponen utama dalam pembentukan hemoglobin. Zat besi juga berperan dalam proses metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan sel-sel tubuh, hingga pembentukan hormon dan jaringan ikat. Kekurangan zat besi menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan suatu generasi. Bila suatu generasi terhambat tumbuh kembangnya, sudah pasti yang akan dituai ke depan adalah masalah dan masalah. Salah satunya, stunting . Dr. dr. Diana Sunardi, M.GZi., SpGK., narasumber dalam webinar spesial Hari Gizi Nasional 2021 yang diselenggarakan oleh Danone Indonesia dengan tegas menyatakan hal tersebut. “Masalah kurang zat besi yang marak saat ini kaitannya erat dengan anemia. Lebih tepatnya banyak kas

Dia

Gambar
Nothing better than you Kalau ini adalah sejenis appreciation post yang kata orang-orang, ya begini lah adanya. Entah kenapa pagi ini terbangun lalu ingin menuliskan ini.  Sudah dua tahun belakangan ini saya mengenalnya. Saya bahkan masih ingat pertemuan pertama yang pada akhirnya membuat saya dan dia bersama sampai saat ini. Lucu dan sangat berkesan. Namun yang pasti pertemuan pertama kami bukan lah hal yang membuat saya jatuh hati padanya. Kalau dia sepertinya, ya, jatuh hati sejak detik pertama mata kami bertemu. HAHA. Sejujurnya dia adalah tipe lelaki di luar radarku, juga bukan tipeku. Sebelum mengenalnya, ku punya beberapa kriteria di kepala terkait lelaki yang akan kukencani atau bahkan menjadi teman-musuh hidup selamanya. Saya punya beberapa kriteria, dan waktu itu dia hanya masuk salah satu kriteriaku: lelaki berkulit gelap!  Jalinan hubungan kami jalannya begitu saja. Bahkan tanpa ada ungkapan "mau jadi kekasihku atau tidak?". Mengalir saja. Padahal, saya adalah ba

27

When I was young. I thought when someone reach their 27, they were old and mature enough. Not only physically but also mentally and yaa.. obviously financially.  At that time I imagined. If... "I reach that number I must be on stable situation". LOL. Then today I am 27 years old. Nggg.. Guess what!? Ya! I am not that old, mature, and stable like what I imagined years ago. I have to admit it.  I still need to manage my life: my career, my next journey, my love life, my family stability, and so on and so on. I realize I didn't make my imagination come true.  Fortunately, I never feel sorry 'bout that. I have found that, everybody has their own path, so am I. I've got my 'old, mature, and stable' condition. I have good work, I have a complete and health family, good friends and partner who loving me so much, and I have 'an enuff life'.  Thank God for it. Especially for today, I have one of best birthdays in my life. Just a casual birthday with family,

Gara-gara Korea!

Gambar
Shayanganku di khayalan~  Saya menghabiskan masa sekolah menengah atas di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Sekolah homogen, berasrama. Di asrama, kami dibagi dalam setiap kamar yang disebut unit. Nah, penamaan unit berdasarkan abjad. Misal, saja pernah di unit H, Hilaria, juga pernah di J, Joana lalu naik kelas XII tinggal di unit G, Goreti. Dalam agama Katolik, nama-nama ini adalah nama santa pelindung. Apa itu Santa Pelindung? Kali berikut rasanya menarik menulis ini.  Anyway, saat di kelas XI di unit J, Joana, saya memiliki teman sekamar yang doyan K-Pop. Saat itu memang K-Pop lagi baru naik daun. Drakor belum sepopuler sekarang. Saya sendiri awalnya biasa saja, hanya sering melihat tingkahnya berdendang lagu boyband kesayangannya, atau sesekali bergoyang di balkon kamar.  Saya seringnya hanya melihat, intinya sambil lalu gichu. Hingga di suatu saat, saya lupa tepatnya, saya pun dikenalkan olehnya salah satu boyband favoritnya. Saya penasaran saja. Perlahan-perlahan 'diracuni'

Membuka Luka Lama

Gambar
Waktu masih di Semau! Lagi nyatet data buat identifikasi Hutan Ui Ade! Seruuuu! Hari ini saya berusaha menyelesaikan sebuah tulisan reflektif terkait program ekowisata di tempat kerja saya sebelumnya. Tulisan ini merupakan bagian dari project bersama penulisan buku bersama dengan teman-teman lain satu konsorsium se-Indonesia.  Ada yang dari Bali, Gorontalo, Jakarta, juga dari Kupang, termasuk saya. Dari konsorsium di Kupang, ada Bang Nando dari CIS Timor, Kak Ani dan Kak Ad dari Perkumpulan PIKUL, dan saya mewakili Yayasan Alfa Omega, namun karena sudah tidak lagi berada di sana, saya disebut perwakilan independen wq. Menulis kisah dari program yang sudah banyak membuat saya belajar selama 2 tahun belakangan ini, di satu sisi menyenangkan, tetapi tak dipungkiri, di sudut lainnya membuat saya sedih, membuka luka lama.  Hidup memang tidak mulus, 'kan? Begitu juga dengan project yang saya jalankan. Sudah selesai dengan saya memang, tetapi banyak cerita di baliknya yang selama ini saya