Membuka Luka Lama
Waktu masih di Semau! Lagi nyatet data buat identifikasi Hutan Ui Ade! Seruuuu! |
Hari ini saya berusaha menyelesaikan sebuah tulisan reflektif terkait program ekowisata di tempat kerja saya sebelumnya. Tulisan ini merupakan bagian dari project bersama penulisan buku bersama dengan teman-teman lain satu konsorsium se-Indonesia.
Ada yang dari Bali, Gorontalo, Jakarta, juga dari Kupang, termasuk saya. Dari konsorsium di Kupang, ada Bang Nando dari CIS Timor, Kak Ani dan Kak Ad dari Perkumpulan PIKUL, dan saya mewakili Yayasan Alfa Omega, namun karena sudah tidak lagi berada di sana, saya disebut perwakilan independen wq.
Menulis kisah dari program yang sudah banyak membuat saya belajar selama 2 tahun belakangan ini, di satu sisi menyenangkan, tetapi tak dipungkiri, di sudut lainnya membuat saya sedih, membuka luka lama.
Hidup memang tidak mulus, 'kan? Begitu juga dengan project yang saya jalankan. Sudah selesai dengan saya memang, tetapi banyak cerita di baliknya yang selama ini saya pendam. Banyak luka nya saya akui. Namun menarik juga untuk diceritakan, untuk dijadikan bahan refleksi. Apalagi bagi saya ingin dan akan terus berkecimpung di dunia per-project-an seperti ini.
Karena sangat menantang, saya penasaran sekali dan ingin terus ada di dalamnya. Sama kayak... apa yaa... Makan sayur pepaya, deh. Kita sudah tahu itu pahit, tapi harus tetap dimakan karena kaya manfaat dan bisa tangkal penyakit. Sama kayak kerjaan yang kayak begini nih, yang dihadepin sesama manusia.
Supeeer menantang, sudah tahu banyak susahnya, banyak bikin sedihnya, tapi kaya pengalaman, koneksi, dan persepektif. Bahkan untuk yang ada di lembaga internasional atau lembaga yang mapan, banyak juga duitnya. Gak munafik, sih!
Kembali lagi ke Semau, beberapa kali menulis kalimat, dada saya rasanya juga ikut terdesak. Seperti kembali merasakan hal yang sama. Bikin sedih juga tiba-tiba, sampai akhirnya memutuskan untuk melipir ke blog dan menulis ini.
Tapi tak apa, membuka luka lama ini bukan berarti ku begitu terpuruk. Tidak... Tidak sama sekali. Ku malah senang bahwa aku punya memori ini yang akan selalu aku kenang sampai kapanpun. Bahkan jika harus mengulang lagi tak masalah. Ku juga sudah tahu obatnya. Tapi biarlah menjadi pembelajaran untuk perjalanan selanjutnya.
Yasudah! Aku lanjut ke tulisan sebenarnya, ya! Semoga cepat selesai, dapat revisi, lalu naik cetak! YAY!
Komentar
Posting Komentar