Tentang Kemarin
Kemarin, tidak seperti hari biasa. Kemarin aku melakukan video call dengan 3 sahabat SMA ku. Biasanya aku cukup malas untuk bertelpan-telpon ria, bahkan dengan teman baik. Entah lah tidak tahu apa alasan pastinya.
Bahkan kebiasaan ini pernah membuatku gagal mengikuti interview kerja. Kejadiannya bahkan baru-baru ini, di akhir Desember 2020.
Kami saling bertelepon selama 4 jam. Membicarakan hal yang sangat sederhana: hadiah pernikahan untuk salah satu teman kami. Tepatnya sahabat baikku sejak SMA, Ella. Lucu sekali karena kami banyak mendebatkan hal-hal kecil. Dari mau memberi apa, sebaiknya apa, ukurannya berapa, pertimbangan ongkos pengiriman, hingga terkait fungsionalitas.
Anehnya, pembicaraan yang berputar-putar ini membuat kami semakin lekat. Tanpa disadari, aku yang tidak terlalu suka bertelepon ria seperti ini, akhirnya ikut menikmati. Meskipun aku pun sambil mengerjakan hal lain.
Empat jam berdiskusi, berputar-putar, akhirnya kami--tepatnya mereka, karena aku nyambi kerja--berhasil mencapai suatu keputusan. Wah. Memikirkan hadiah "saja" begitu repot. Jadi terpikir, sahabatku yang akan menikah itu persiapannya pasti lebih berputar-putar lagi, bukan?
Teringat kemarin memang membikin ku tak habis pikir. Lucu saja. Lucu.
Komentar
Posting Komentar