Hiburan Masa Kecil

 

Brigita, saat masih kecil

Tomboy.

Denter. 

Keras, Kasar.

Adalah beberapa panggilan yang sering ku dengar dari orang lain saat masih kecil. Dulunya, kuanggap biasa saja, bahkan kuanggap sebagai panggilan sayang. Idih. Saat sudah semakin dewasa, akhirnya sadar ternyata pelabelan seperti itu kasar, tidak baik, tidak sopan. Tidak hanya dari orang lain kepadaku; Aku pun juga dahulu sering sekali memberi nama panggilan hanya berdasar peniilaian subjektif yang ringan sekali untuk terucap.

Gendut.

Itam.

Pendek.

Haduh! Kejam sekali ya mulutku itu. Lingkungan dan usia lah yang akhirnya membuatku semakin sadar. Nah ketika ku kecil, sesungguhnya panggilan-panggilan itu bisa jadi indikasi, bahwa hiburanku, lingkunganku, tidak jauh dari hal-hal yang berbau 'boyish'. Setelah ku refleksikan tampaknya hal itu karena beberapa alasan.

Pertama, kedua kakakku adalah seorang laki-laki. Kedua, mayoritas teman yang ada di lingkunganku saat aku kecil adalah laki-laki. Ketiga, mungkin saja di kehidupanku sebelumnya aku adalah lelaki;masih tertempel sebagian jiwanya, ada reinkarnasi yang tidak sempurna. LOL. 

Hiburanku, permainanku akhirnya menjadi cukup logis kebanyakan seputar dunia si Mars! Tidak aneh, banyak yang akhirnya memanggilku dengan julukan segaris dengan 'tomboy'. Hiburanku kala itu memang lebih banyak pada permainan kartu gambar, kelereng, bola kasti, bola kaki, yang kala itu bahkan mungkin bagi sebagain orang hingga saat ini, terasosiasi sebagai permainan kaum lelaki. 

Jika diingat pun, aku tak pernah menyesali pernah dalam posisi tersebut. Toh permainan, tidak punya kelamin, kesepakatan sosial lah yang melakukannya. Aku bahagia punya teman berjenis kelamin laki-laki lebih banyak kala itu. Bahkan hingga saat ini pun, jika kuhitung-hitung kebanyakan sahabat karibku adalah lelaki. 

Ohya, rasanya klise jika membandingkan hiburanku kala itu dengan masa kini. Iya iya. Dahulu sudah jelas kami itu berteman dengan pasir, lumpur, tanah merah, serta permainan lain yang mengandalkan fisik dan dilakukan secara berkelompok. Berbeda dengan sekarang. 

Menurutku sah sah saja. Toh itulah perubahan zaman. Setiap era punya enak dan tidak enaknya masing-masing. Sekarang zaman juga sudah lebih canggih toh, enak juga! Banyak manfaat. Eh eh kok jadi ngalor ngidul yaa bicaranya. 

Ohya, satu lagi! Denter itu dalam bahasa sehari-harinya Kupang artinya yaa sejenis tomboy gitu, lha! 

P.S

Mau ngepost pas aku kecil keliatan tomboynya gimana tapi gak nemu. Jadi yasudahlah ku insert fotoku yang masih anget-angetnya keluar dari rahim aja :3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAKSI BISU CERITA SAKTI SANG RAJA

Turis Lokal Minggir!

AIR TUJUH RASA DI DESA AEK SIPITU DAI