SEPEREMPAT ABAD
2019. 25.
Time flies so fast.
Akhirnya sampai juga saya di usia yang cukup saya takuti kala masih duduk di SMA atau kuliah. Entah kenapa. Saya merasa angka 25 adalah usia yang tidak lagi muda. Lima tahun lagi menuju 30 tahun. Sudah jauh dari angka 17. Dulu pun.. entah kapan.. Saya pernah bercita-cita menikah pada usia 25 atau 26. HAHA. Pemikiran pendek! Sekarang sudah lebih jernih berpikir. Menikah not by age but just by myself.
Perayaan ulang tahun kali ini adalah perayaan paling tidak semarak, paling sunyi, dan paling menenangkan.
Pagi pergi ke Gereja dengan kedua orangtua, bekerja seperti biasa, Mama dari Om Obe di kantor meninggal, lalu pulang dan makan malam dengan keluarga. Tidak seberapa. Malu juga saya sudah usia segini tetapi belum banyak bisa memberikan apa-apa ke keluarga saya.
Teman-teman saya di kantor, komunitas, bahkan teman dekat saya pun tidak tahu saya berulang tahun, kemarin. Bagi saya pun perayaan ulang tahun adalah tahun baru bagi saya, puncak rasa syukur saya selama satu tahun. Terutama rasa syukur saya kepada Sang Pencipta melalui keluarga saya yang begitu luar biasa menghantar saya sampai pada titik ini.
Membesarkan anak yang penuh ambisi.
Refleksi
Kebiasaan saya di tahun-tahun sebelumnya jika berulang tahun adalah pergi ke tempat-tempat tertentu. Kali ini saya pergi dalam kesunyian. Dari situ saya menemukan banyak hal yang masih harus saya baharui.
Kualitas hidup saya yang rasa-rasanya semakin menurun.
Belakangan jadi hilang kebiasaan saya membaca buku.
Berdoa novena.
Bangun lebih pagi.
Berolah raga.
Pikiran ini sudah lebih banyak dengan hal-hal yang tersedot pada pekerjaan saya. AAAH I HATE IT. Bekerja.. Dalam konteks keprofesian, tidak ingin saya jadikan center hidup saya. Bekerja bagi saya hanyalah satu bagian dalam hidup.
Di luar pekerjaan itulah sebenanrnya kehidupan saya ada.
Maka di tahun yang baru bagi saya ini, saya ingin memiliki kualitas hidup lebih baik.
Membuat pusat hidup yang baru.
Me. 2019. 25 |
Ah satu lagi.
Ada satu pencapaian luar biasa saya di seperempat abad ini. Saya berani memotong rambut saya sependek mungkin sesuai dengan keinginan saya. Ini keinginan sudah sejak lamaaaaaa sekali. Namun baru pada tahun ini saya berani! Ini hanyalah satu contoh kecil pencapaian dari keberanian saya. Sepele kelihatannya, but this one is one of my bucketlists, so yaa I feel proud!
Semoga jadi baik ya, diri sendiri!
Sampai jumpa di tahun baru berikutnya!
Dari,
Dirimu sendiri yang menulis sehari setelah tahun barumu!
Komentar
Posting Komentar