CERITA TAPI PUISI TAPI BUKAN


DATA BUKU
Judul 100 KATA KUMPULAN CERITA 100 KATA 
Penulis ANDI F. YAHYA DKK
Penerbit ANTIPASTI



Cover depan 100 Kata

Membaca delapan puluh Sembilan (89) cerita pendek ini membuat saya seperti membaca puisi… tetapi bukan puisi. Jujur, saya pun tidak iseng untuk menghitung apa benar jumlah kata dalam satu cerita pendek betul bejumlah maksimal seratus (100) kata. Sejak awal membaca saya sudah terbius, hingga percaya dengan tajuk buku ini, “Kumpulan Cerita 100 Kata”. Sebagai pecinta kumpulan cerita pendek, buku ini menjadi salah satu top list favourite saya. Garis besar tema cerita yang diangkat seputar kehidupan sehari-hari yang cukup sering diangkat dalam pelbgai cerita pendek. Namun yang menarik, dihadirkan dalam cara yang berbeda, seperti membaca puisi, tetapi bukan. Ibarat makan satu slice cheese cake atau red velvet; dengan porsi kecil, dari awal hingga akhir setiap cerita terasa manis, pas, tidak memuakkan. Sejak awal saya berpikir semua cerita pasti akan mengalami ending yang nggantung, tetapi ternyata tidak. Semua takaran pas. Cover buku sederhana, menggambarkan kesederhanaan dari buku ini. disitulah kekuatannya, Simply is the best. Sayang, ada beberapa cerita yang memiliki latar yang hamper-hampir mirip, membuat saya sebagai pembaca merasa monoton. But overall, buku ini lyak untuk dibaca apalagi bagi Anda pecinta kumpulan cerita pendek.

Salah satu bagian isi buku
           

 Salah satu cerita favorit saya berjudul, This is How I Learned My Colors (Laila Achmad)

            See the purples? Daddy made these by grabbing my arms while ripping off my clothes.
But don’t worry, it will fade out.
See the blues? Mommy made these by beating me up when I wouldn’t say I’m lying.
But don’t worry, it will fade out.
See the reds? Teacher made these with her iron ruler when I begged for help.
But don’t worry, it will fade out.
See the whites? The Doctors made me see this for months.
But don’t worry, it will fade out.
See the black? I made this myself.
But this time it will not fade out. 

Saya suka cara Laila Achmad bertutur. Seperti berpuisi. Memiliki sajak-sajak di dalamnya, hingga terkadang membuat saya lupa ini cerita pendek—super pendek, disitulah keunikannnya.  Tiap penulis memiliki nafas dan gaya tersendiri. Saya tidak ingin membahas mereka satu persatu. You have to read by your ownselves.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAKSI BISU CERITA SAKTI SANG RAJA

Turis Lokal Minggir!

AIR TUJUH RASA DI DESA AEK SIPITU DAI