JADI PENDATANG DI TANAH SENDIRI (2)

Pertengahan Januari 2018.
Saya kembali ke Kupang. Orang pertama yang senang--sangat senang--tentunya adalah orangtua saya. Karena saya adalah yang paling lama meninggalkan rumah dan jarang bersama dengan mereka secara fisik. Saya pun ya.. juga senang.
Sesuai perkiraan. No friends No community
Harus mulai suu.. Hanya itu yang ada di pikiran saya. 
Akhirnya saya mulai bergabung dengan sebuah komunitas di Kupang dalam suatu kegiatan mereka. Dari situ saya mulai berkenalan dan belajar kebiasaan orang-orang Kupang. Beberapa bulan berikutnya saya nekat saja mengajak beberapa teman yang baru saya kenal untuk membuat sebuah kegiatan. Puji Tuhan lahirnya kegiatan tersebut. 

Mulai dari saat itu.. saya mulai membuka jaringan dengan banyak orang. Banyak teman baru. Ditambah lagi saya juga mulai bekerja (lagi) di sebuah NGO di Kupang.

Saya bersyukur perlahan tetapi pasti saya sudah tidak merasa lagi menjadi pendatang di tanah sendiri. Kuncinya... NEKAT dan NEKAT. Harus berani ambil keputusan. 
Saya yakin banyak juga yang merasakan apa yang saya rasakan. 
Pergi merantau dari rumah untuk belajar dan mengenal dunia... lalu kembali pulang namun merasa terasing. 

Tenang saja.. kuncinya nekat saja. Dan berani. Ini tanah kita sendiri. Kita hanya pergi sejenak untuk kembali. 

Salam sayang dari saya untuk semua di luar sana yang sedang merantau dan punya mimpi kembali ke tanahmu. Entah untuk apa saja. Saya percaya semua yang merantau ingin pulang dan memberikan sesuatu bagi tanah mereka. 
SIKAAAT!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAKSI BISU CERITA SAKTI SANG RAJA

Recipe to Combat Stunting: Upgraded Resources and Supportive Policies

Turis Lokal Minggir!