Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

URUS PASPOR DI KUPANG TAL OKE!

Gambar
Sesekali saya pengen cerita dengan menggunakan bahasa Kupang. Bahasa Kupang percakapan atau bahasa pasar maksudnya. So here we go .. Penting tidak penting, mengerti tidak mengerti, baca sahaja! Su sejak lama.. beta pengen mati bikin paspor. Alasannya ya karna beta pengen pi luar negeri to.. HHUHUAH. Sanking pengennya nekat beli tiket sama beta pu kawan beli tiket PP ke Singapore. Yang ujung-ujungnya beta sonde jadi berangkat karna paspor blom ada dan uang waktu itu batul-batul manipis. Sumpahhhh menangis di bok bok kawan. :( Tapi sudah su.. Singapore ju blom pindah.. Paspor ju masih bisa dibuat. Akhirnya setelah meluangkan waktu dari ketersediaan waktu yang lagi super selo ini HAHAHA. Senin, 24 September 2018 b pigi lah ke Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Kupang. Letak di Penfui situ tu di Jalan Bumi... Deka Hotel Yatowawa situ tuu.. Karna ini pertama kali dalam bem hidup di Kota Kupang pi Imigrasi, b pakailah maps. Berkat kesotoyan itu akhirnya be beputar-putar bodok sebelum samp...

KATANYA SAJAK (5)

You are my number one top searches on instagram. Always.

MENENGOK KE TIMUR LEWAT SAI RAI

Gambar
DATA BUKU  Judul SAI RAI Penulis DICKY SENDA Penerbit GRAMEDIA Cover depan Sai Rai Perkenalan pertama saya dengan Sai Rai terjadi di Gramedia Kupang. Saya lumayan sering window shopping di Gramedia. Entah kenapa. Saya menikmati momen-momen membaca buku atau sekedar judulnya saja tanpa membeli. Saya melihat cover buku ini cukup menarik. Kebetulan ada satu bukunya yang sudah tidak lagi disegel. Tangan saya pun langsung bergegas menuju halaman belakang: mengecek biodata penulisnya. Sorry.. bukan cek harga. Haha. Kan sudah tidak disegel! Dicky Senda. Saya pernah membaca sekilas tentang penulis ini. Beliau adalah putra asli tanah Timor, tepatnya dari Timor Tengah Selatan (TTS), yang menginisiasi Lakot.Kujawas. Saya tidak akan bercerita tentang Lakoat.Kujawas, karena ini tulisan ini adalah tulisan me review buku. Singkat cerita mengetahui sang penulis ada putra daerah dan buku ini merupakan kumpulan cerita pendek; tanpa berpikir dua kali saya pun membeli buku ini. ...

JADI EDITOR? BETA SONDE TAKUT.

Gambar
Pertengahan Mei 2018.  Saya bergabung sebagai konributor sekaligus editor sebuah projek buku program Citizen and Voice Action Wahana Visi Indonesia-Area Program (AP) Kupang.  Dunia tulis menulis memang bukan hal baru bagi saya. Apalagi konsentrasi studi saya selama kuliah strata 1 adalah Ilmu Komunikasi. Tetapi jujur saja untuk menjadi editor pengalaman saya minim sekali. Terakhir menjadi editor adalah semasa SMA di kala terlibat dalam majalah sekolah. Selebihnya saya hanya lah serpihan yang mau belajar menulis dengan urut-urutan logika yang tepat. Itu saja.  Cover depan 'Kami Tidak Sendiri' Saya hanya berpikir kala itu.. Kalau tawaran ini tidak diterima. Kapan lagi ada kesempatan menjadi editor kalau tidak sekarang?  Dengan segala rasa nekat yang ada saya pun mengiyakan tawaran sebagai editor tersebut. Ada rasa gugup dan senang dalam waktu bersamaan. Gugup karena ini adalah momen penting, ada rasa gugup tidak bisa maksimal dan tidak sesuai ekspekta...

MEMBACA GNFI, MAKANAN BAIK BAGI JIWA

Gambar
INDONESIA indah dari sisi manapun. Sunrise di Kelimutu, Des 2016. Membaca buku yang baik berarti memberi makan rohani yang baik. Kutipan ini adalah milik Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah . Buya Hamka nama panggungnya. Seorang ulama besar Indonesia juga seorang aktivis dan sastrawan. Banyak karyanya menjadi makanan bagi kita; sungguh mengeyangkan rohani namun juga membuat kening berkerut. Tanda berpikir. Tetapi zaman sudah berbeda. Memberi makan rohani atau jiwa kita tidak lagi melulu dengan membaca buku. Bergesernya zaman yang serba digital ini membuat pilihan menu semakin banyak tidak sekedar secara fisik melalui buku.  Salah satu sumber asupan yang kini banyak dipilih adalah membaca melalui media online . Banyak orang bahkan sudah mulai menanggalkan kebiasaan menonton berita melalui televisi atau membaca koran harian. Semakin banyak yang hijrah ke media online sebagai sumber asupan informasi. Buat apa repot-repot, sekarang sudah ada media online , sekali kl...