JADI EDITOR? BETA SONDE TAKUT.

Pertengahan Mei 2018. 
Saya bergabung sebagai konributor sekaligus editor sebuah projek buku program Citizen and Voice Action Wahana Visi Indonesia-Area Program (AP) Kupang. 

Dunia tulis menulis memang bukan hal baru bagi saya. Apalagi konsentrasi studi saya selama kuliah strata 1 adalah Ilmu Komunikasi. Tetapi jujur saja untuk menjadi editor pengalaman saya minim sekali. Terakhir menjadi editor adalah semasa SMA di kala terlibat dalam majalah sekolah. Selebihnya saya hanya lah serpihan yang mau belajar menulis dengan urut-urutan logika yang tepat. Itu saja. 

Cover depan 'Kami Tidak Sendiri'
Saya hanya berpikir kala itu.. Kalau tawaran ini tidak diterima. Kapan lagi ada kesempatan menjadi editor kalau tidak sekarang? 
Dengan segala rasa nekat yang ada saya pun mengiyakan tawaran sebagai editor tersebut. Ada rasa gugup dan senang dalam waktu bersamaan. Gugup karena ini adalah momen penting, ada rasa gugup tidak bisa maksimal dan tidak sesuai ekspektasi Pak Andreas yang memberikan saya tawaran ini. Terimakasih banyak Pak Andreas.. Beliau adalah atasan yang baik sekali, tidak sungkan memberi apresiasi, dan yang pasti cerdas. 

Citizen and Voice Action (CVA) merupakan program Wahana Visi Indonesia (WVI) AP Kupang yang didanai oleh World Bank sejak 2014. Dilaksanakan di tiga kabupaten wilayah program WVI, antara lain, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Kabupaten Sikka. Program ini menitikberatkan pada akuntabilitas sosial pada layanan kesehatan dari tingkat desa hingga kabupaten. 

Menjelang akhir program pada Agustus 2018, CVA hendak mendokumentasikan cerita sukses dari program 4 tahun tersebut dalam sebuah buku. Saya berperan sebagai pihak yang membantu menulis dan mengolah cerita serta mengedit beberapa cerita yang ada. Cerita-cerita ini saya susun berdasarkan hasil wawancara Fasilitator Pengembangan (FP) program atau dari cerita pada Fasilitator Desa (Fasdes). 
Salah satu karya saya
Awal-awal menjadi editor dan kontributor saya merasa writeleg. (Entah apa artinya HA HA HA). Saya harus kembali membaca kaidah penulisan dan mulai membaca kembali materi kuliah. Karena ini bukan sesuatu yang main-main. Yang pasti dari awal memperoleh tawaran ini saya tidak merasa takut. Gugup iya... 

Buku ini juga ditulis oleh teman-teman FP juga Fasdes. Yang pasti saya merasa lega sekali projek buku ini sudah berakhir dengan baik. Buku ini terdiri dari kurang lebih 94 cerita dari 3 kabupaten. Buku ini hanya didistribusikan terbatas secara internal tidak dijual. Prosesnya begitu panjang juga melelahkan tetapi sangat menyenangkan dan pasti akan selalu saya kenang. 

Semoga bisa berjumpa lagi di projek selanjutnya. Terimakasih sudah mengajarkan banyak hal untuk semua kakak-kakak dan oom yang terlibat di projek ini.

See you when I see you~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAKSI BISU CERITA SAKTI SANG RAJA

Turis Lokal Minggir!

AIR TUJUH RASA DI DESA AEK SIPITU DAI