SEKOLAH SAYA: SEKOLAH RELAWAN DAN TATAR NUSANTARA
Ada
mungkin yang bertanya. Kebanyakan sih temen-temen
saya. “Kamu ikutan apa sih?”, “Sekarang
postingannya beda.. udah pake caption panjang nih?”, "Itu lembaga apaan?"; dan
seabrek pertanyaan lain. Jadi boleh lah saya ceritakan sedikit yang saya tahu
tentang lembaga yang menaungi saya ini. Tapi… Sebelum saya bercerita tentang
dua nama itu, kamu boleh deh buka
dulu websitenya di sekolahrelawan.com
dan tatarnusantara.org.
Pertengahan 2016.
Pertama kali saya mendegar nama Sekolah
Relawan. Sebuah lembaga sosial kemanusiaan yang fokus pada edukasi kerelawanan
serta pemberdayan masyarakat sebagai wujud nyata aksi kerelawanan. Bayu Gawtama
adalah otak utama dibalik ide mendirikan lembaga ini. Ia punya cita-cita yang
besar dan gila: setiap orang di Indonesia harus pernah menjadi relawan!
Gila ya idenya.. pikir saya. Tetapi ide gila inilah yang membuat Bang
Gaw—begitu kami memanggilnya—bersama dua rekan penggeraknya Bang Cuy (Roel
Mustafa) dan Kang Dony (Dony Aryanto) terus bergerak dan menginspirasi hingga
saat ini. Berangkat dengan visi “Relawan sebagai Pemimpin Bangsa”, Sekolah
Relawan (SR) berfokus pada program edukasi kerelawanan, sosial kemanusiaan,
pemberdayaan masyarakat, dan advokasi. Untuk detilnya kamu bisa baca lagi di
webnya (takut dimarahi Bang Gaw kalau salah menjelaskan HAHA).
Salah
satu program yang baru saja launching
pada 2016 adalah Tatar Nusantara. Program ini masuk dalam kategori pemberdayaan
masyarakat. Inti dari program ini adalah melakukan pemberdayaan masyarakat di
daerah-daerah yang terpencil melalui “utusan” Sekolah Relawan yang terpilih
yang disebut Retanu atau Relawan Tatar Nusantara. Pada tahun pertama ini,
terpilih 10 relawan yang mau mengabdi pada bangsa dan mengamalkan ilmunya ini HAHAHAHA GAYA!. Terlalu rumit (dan berlebihan!) Intinya 10 relawan ini mau belajar dan hidup bersama masyarakat. Nah itu pas.
Daerah yang menjadi fokus perhatian SR pada tahun pertama program ini antara
lain, Sumbermiri-Nganjuk, Jawa Timur, Cilebu-Banten, Amanuban-NTT, dan Samosir-Sumatera
Utara. Niki Windiati Dewi dan saya diberikan “tugas” untuk belajar dan hidup
bersama masyarakat di Samosir-Sumatera Utara. Saya di Desa Simbolon Purba
dan Niki di Desa Pardomuan. Ah.. Kapan-kapan saya tulis deh cerita tentang 9
kakak saya di Retanu. Iya, saya panggil mereka kakak. Iya dong, saya yang paling muda. Iya, cuma secara umur dan kelakuan kok mudanya. Udah deh.. percaya aja! -_-
Sebelum diretas ke masing-masing wilayah penempatan, kami melewati rangkaian pembekalan selama tiga minggu di Bogor. Pihak yang membekali kami tentunya tiga penggawa Sekolah Relawan, kapten kami Kang Luthfi "Uut" Kurnia and the gank, True Tebar Unik Kreasi (Om Ical, Kang Kalih, Om John) dan warga Kampung Cengal Bogor. Tiga minggu yang singkat membuat saya yang tidak tahu apa-apa minimal menjadi tahu apa. Membuat saya yang tahu betapa tidak selamanya orang-orang hebat seperti mereka (tiga penggawa, true, dan kapten) meski tampak sangat serius ternyata konyol dan humoris. Tiga minggu singkat yang membuat kami bersepuluh yang awalnya sangat canggung menjadi sepuluh saudara yang tidak lagi canggung menertawakan kebodohan satu sama lain.
Duh...senang sekali saya bisa bersekolah di Sekolah Relawan dan Tatar Nusantara ini. Its like an awesome deal :)
Pose MAU MAMPU MAJU setelah salah satu sesi pembekalan bersama True Tebar Unik Kreasi |
Komentar
Posting Komentar