MEREKA
#PositiveSinting Retanu #1 |
Saya
bertemu dengan mereka Desember 2016. Semuanya orang-orang asing bagi saya.
Sangat asing. Tiga minggu masa pembekalan adalah waktu yang sangat singkat
untuk mengenal dan lalu (sangat) akrab dengan mereka. Setiap dari mereka
memiliki cerita dan kesan yang berbeda buat saya, tetapi yang pasti mereka sudah
jadi kakak, sahabat, dan partner buat saya.
NIKI WINDIATI DEWI |
Niki Windiati Dewi (Niki). Dia adalah kakak-mbak-teman spesial saya. Dia adalah partner saya di Samosir, meski ada
kenyataannya kami terpisah desa yang jaraknya ditempuh dalam tiga jam. Orang
Jawa asli, namun seringkali dipertanyakan karena memiliki kontur muka dan warna
kulit yang lebih seperti orang Timur (heyy,, ini bukan stereotype ya). Awal-awal kenal bahkan hingga sekarang saya masih
harus terus belajar menghadapi dia karena orangya serius sekali. Jangan sampai
kamu salah bercada sama dia, karena nanti bisa berujung pertikaian! Dia adalah
perempuan yang kuat sekali. Bayangkan saja, di desanya di Pardomuan, setiap
hari dia harus menampung dan kemudian memindahkan air dari sumber air ke tempat
tinggalnya. Kira-kira 3-4 ember harus ia angkat sendiri pada pagi dan sore
harinya. Ah.. sepele cuma tiga empat ember! Pikirmu gampang? Cobalah hidup
disana minimal seminggu! HEHEH Ya iya nanti jadi biasa dan setelah itu kamu
psti akan merasa sungguh bersyukur kalau sekarang ini tiap mau mandi atau
mencuci kamu tinggal nyalakan keran air di rumahmu.
Kehidupan
Niki cuma secuil gambaran saja.. Di NTT sana, di kampung halaman saya masih ada
yang harus berjuang ambil air barang lima liter saja berkilo-kilo jauhnya. Belum
sampai disitu saja, dia ini nih juga tinggal sendirian di rumah yang disediakan
partner lokal kami dan malam-malamnya ia habiskan sendirian karena situasi
kanan kiri rumahnya yang berjauhan dari tetangga.. dan ah belum lagi selepas
pukul 18.30 WIB, semua tetangganya (yang hanya berjumlah tiga) sudah serempak
menutup pintu dan jendela. Bukan Cuma itu saja, sebagai seorang muslimah yang
setiap harinya mengenakan jilbab, tinggal di wilayah yang 100% non muslim,
membuat penampilannya sangat mencolok. Dia harus berjuang dengan keadaan yang
ada: harus berbaur dan masuk ke semua lini masyarakat Pardomuan bagaimanapun
caranya dengan penampilannya yang tampak berbeda. Apalagi ya yang membuat dia
kuat menurut saya? Entahlah… yang pasti dia sosok kakak dan perempuan yang kuat
bagi saya. Dia ini teman curhat saya, baik secara fisik maupun lewat telepon
atau pesan singkat. Teman mengeluh, teman ketawa, teman berbagi duka, teman
berbagi makanan, meskipun di kala saya membagi BPK atau saksang ia enggan
memakannya HAHAH.
Dia
ini lulusan pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Suka travelling
dan menulis berbagai artikel. Sebelum ikut Retanu, pernah terlibat Ekspedisi
Nusantara 2016 di Papua. Doyan makan tempe, terong, dan snack IO-IO, kalau ada
distributor IO-IO baca ini, bisa tuh Niki jadi endorser! Kalau mau ngasih dia kadi mending pas tanggal 18
November pas dia ulang tahun. Tahun ini sih
ngarepnya dapat hadiah kepastian dari
“doi” HAHAHA #NikiNgebetKawin #InginSegeraHalal. Satu hal yang pasti sih dia
itu orangnya banyak ide dan suka membagi apa yang dia punya ke orang lain. By
the way, kalau mau tahu lebih banyak coba deh
search di Insagram @nikiwindia.
WIDIA AYU LESTARI |
Widia Ayu Lestari (Widia). Putri Bogor aseli tanpa pengawet dan gula
tambahan. Orangnya sabar sekali dan lembut sekali. Paling sering memanggil saya
dengan sapaan, “Adek”, atau “Dedek Gita”. Cenderung pendiam, tetapi diantara bersepuluh ini,
menurut saya, Kak Widiong (panggilan sayang saya buatnya) adalah orang yang
penyayang. Gimana’nggak? Bisa saja, secara tiba-tiba di grup, dia kirim foto
bunga dengan kepsyen, “Ini buat kalian. Aku kangen sama kalian” HAHA Sweet
‘nggak sih? :3 Ada lagi hal lain yang menurut saya dia penyanyang. Hari itu ia
kirimi lagi foto di grup. Foto gelang yang terbat dari benang, hasil ajaran
teman-teman kecil di Pasir haur. Foto tersebut berkepsyen, “Abis diajarin buat
gelang sama adek disini nih buat kalin, ayo disorder sis!”. Sederhana ‘kan?
Tapi buat saya itu bukti kalau Kak Widiongku ini orang yang penyayang. Kakak
saya yang tidak doyan makan nasi ini, lulusan ITB angkatan 2011 jurusan FMIPA
Biokimia. Kak Wids bertanggung jawab untuk bidang Pendidikan Masyarakat di Desa
Pasirhaur Banten. Baginya, mimpi anak-anak adalah hal yang harus dihidupkan,
didoakan, dan bantu diwujudkan. Dia berangan agar mimpi anak Pasirhaur bisa
terwujud. Satu quote yang selalu ia
pegang adalah, sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang
lain. Maka saya yakin, semangat ini pasti akan ia tularkan untuk teman-teman
kecil di Pasirhaur. Mau kepoin Kak Widiong? Kepoin dia di Instagram @widia0626
ya. Ohya.. Perempuan yang lahir 26 Juni ini
adalah yang personil terakhir bergabung di Retanu #1. Sebelumnya sudah
genap bersepuluh, namun karena ada satu dan lain hal, seseorang tersebut tidak
bisa bergabung. Maka hadirlah Kak Wids sebagai penggantinya. Senang sekali
punya kakak penyabar sepertinya.
TIKA ARIESTA |
Tika Ariesta (Tika). Biasanya dipanggil Teh Tika. Padahal harusnya
dipanggil Uni, karena berasal dari Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Namun, karena
telah lama berdomisili di Kota Kembang membuat ia seringkali disangka Mojang
Priangan. Teh Tika Pecinta kopi garis keras. Tiada hari tanpa kopi. Bahkan
saking cintanya ia membuka kedai kopi, “Kedai Kelana” di Jalan Pasirkaliki No.
139 Bandung. Anak Bandung boleh lah sekali-kali mampir ke kedainya teteh saya.
Selain pecinta kopi garis keras, Teh Tika juga pecinta jelajah alam garis
keras. Mau bukti? Coba tengok akun Instagramnya di @ariestatika. Ketika melihat
akun Teteh, matamu akan disegarkan oleh hasil jepretan ciamik hasil
jelajahanya. Hampir semua sudut-sudut Indonesia sudah pernah ia datangi. Setau
saya ada satu tempat yang ingin ia jelajahi tapi belum sempat: Tanah Papua!
Selain punya hasil gambar yang ciamik, Teteh juga orang yang sangat lihai
merangkai kata-kata menjadi kalimat cerita yang tidak menjemukan. Uni kelahiran
April tanggalnya yang ke-15 ini, menjadi anggota dari agen bidang pendidikan
masyarakat di Desa Mauleum, Amanuban, Nusa Tenggara Timur. Melalui berbagai
pengalaman jelajahnya, saya yakin banyak hal yang bisa ia bagikan dan juga iaa
dapat kembali dari anak-anak di Mauleum-NTT.
DINDA AHLUL LATIFAH |
Dinda Ahlul Latifah (Ahlul). Kalau Teh Tika “mojang oplosan”, kalau yang satu
ini mojang aseli. Kalau dilihat sepintas, Kak Ahlul alias Ahluli alias Ibu Tiri
Pejabat ini galak pisan. Tapi, pas
sudah tahu aslinya seperti apa bikin geleng-geleng kepala deh! Super gila dan absurd parah. Si Ibu tiri ini sebenanya
seangkatan kuliah sama saya, 2012 dan di jurusan yang sama pula: Ilmu
Komunikasi. Perbedaannya, karena berkuliah di Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung, prodi ini masuk dalam Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan
lebih berfokus pada komunikasi berbasis agama Islam. Kak Ahluli lahir 1993 pada
bulan sepuluh tanggal kesembilan. Diantara bersepuluh, si Ibu tiri ini punya
gudang kosakata yang politis sekali. Saya selalu kagum dengan pemilihan kata
yang ia gunakan. Tidak tampak sebagai suatu hal yang dipamerkan, disombongkan,
tetapi sebagai hal yang menarik, membuat orang yang mendengar semakin bertambah
pengetahuan dan penasaran dengan kata-kata selanjutnya yang kan keluar dari
mulutnya. Penggila es bon-bon lima ratusan ini ditempatkan di Sumbermiri,
Nganjuk, Jawa Timur, membawahi bidang Pendidikan Masyrakat. Semangat yang ia
bawa untuk anak-anak Sumbermiri adalah #GerakanLiterAksi. Membangkitkan
kesadaran literasi anak untuk mewujudnyata menjadi aksi. Untuk membuktikan
kata-kata Kak Ahluli itu indah sekali bisa deh kamu cek di Instagram dia
@justahlul!
IRMA SAFITRI HUTAGAOL |
Irma Safitri Hutagaol (Irma). “Maaaaaaaaaak!” Begitulah biasa kami memanggil
yang satu ini. Telak aja sih, beliau
ini (uhuk) yang paling senior secara umur diantara kami bersepuluh. Perempuan
asal Tebing Tinggi Sumatera Utara ini sebelumnya sudah bekerja di sebuah
perusahaan di Riau selama Sembilan tahun. Merasa jenuh dengan pekerjaan
kantoran, si emak akhirnya memilih ikut Retanu #1. Selain sibuk dengan
pekerjaan kantoran si emak kami ini juga merintis usaha tour and travel, “Horas Travel” (Batak kali ya? HAHA). Selama
pembekalan, emak kelahiran 24 Juli bertahun-tahun silam ini adalah roommate-housemate-churchmate
saya di rumah Bapak Agus di Kampung Cengal Bogor. Selain ketiga mate tersebut, emak juga“bidang”mate saya, kami sama-sama
bertanggung jawab untuk bidang Ekonomi Kreatif. Hobbinya selfie setiap mendapati latar foto yang apik; maklum aja sih dulu waktu masih muda selfie belum naik daun yah, Mak? HAHA. Selain gemar selfie, emak juga suka memproduksi
kata-kata puitis yang diberi judul #CelotehLiar yang sering ia posting di akun
facebooknya. Ditempatkan di Sumbermiri, Jawa Timur, emak ingin mengangkat
pangan lokal sebagai hal yang harus ditonjolkan dan dimajukan demi menyokong
perekonomian lokal. Bagi saya emak adalah pendegar yang baik, kami sering
bercerita sebelum tidur atau saat berjalan ke tempat pemandian umum, dari
hal-hal yang penting sampai tidak penting. Saya yakin emak juga bisa jadi pendengar baik
buat teman-teman dan masyarakat di Sumbermiri. Iya kan, Mak? Ngomong-ngomong, jadi ‘kan mak habis
dari Sumbermiri nikah? HAHAHA. Kalau mau tahu seberapa suka selfie emak ini cek
aja di Instagramnya
@irmasafitrihutagaol.
MUHAMMAD FAUZAN |
Muhammad Fauzan (Ojan). Salah satu dari dua kaum langka diantara kami. Dua
kaum ini maksudnya adalah yang berjenis kelamin laki-laki. Sudah tahu ‘kan,
kalau diantara kami ini hanya ada dua jajaka? Nah, salah satunya si bapak yang
satu ini. Sering dipanggil Raja Kepo dan terakhir dipanggil Raja Zumba. Ah dua
(lagi) panggilan saya untuknya, Kak Ojanah dan #thenextmanagerprogram J
Kak Ojan si anak Sastra Jepang USU ini sebelum gabung di Retanu #1 merupakan
jebolan alumni Pengajar Muda X. Jadi, banyak sekali saya curi imu darinya. Buat
saya Kak Ojan merupakan teman ngobrol yang asik sekali, karena dalam beberapa
hal kak Ojan dan saya memiliki kesamaan pendapat. Waktu kuliah, Kak Ojan ini
anak pecinta alam, tampak dari postur tubuhnya yang dulu; yang dulu yah, kak?
Catet! HAHA. Sekarang mah, Kak Ojanah ini doyan sekali makan dan…………tidur!
Bayangkan, ketika yang lain sedang sibuk menonton film atau mengerjakan
laporan, intinya dalam keadaan yang tidak tenang, dengan tenangnya laki-laki
ini bisa tertidur dengan nyenyak. Lelaki yang berdomisili di Batubara ini
mencintai dunia pendidikan dan anak-anak, ia ingin menularkan semangat positif
dan daya juang tinggi untuk anak-anak di Amanuban agar berani melangkah keluar
menunjukkan potensi diri. Pria kelahiran 27 April ini adalah salah satu teman chatting dan curhat saya di Retanu.
Banyak hal saya dapatkan dari obrolan ringan kami bahkan kadang berdiskusi dari
yang penting sampai tidak penting. Coba deh
tengok ke Instagramnya di @ojan_272fm, kalau dikirim DM pasti dibalas kok. Super ramah orangnya.
MIRSA NOVIA HENDRAYANI |
Mirsa Novia Hendrayani (Mirsa). Kakak yang satu satu rumpun dengan Kak Widiong.
Pendiam dan cenderung tertutup. Tidak sampai disitu saja, sejak masa pembekalan
hingga penempatan mereka selalu bersama. Kak Wids untuk bidang Pendidikan
Masyarakat, sedangkan Kak Mirsoy untuk bidang Kesehatan Lingkungan. Gadis
Temanggung ini merupakan lulusan Kesehatan Lingkungan, Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta. Sebagai seorang anak kesehatan, ia adalah kakak yang peduli
kesehatan. Buang Air Besar Sembarangan (BABS) adalah hal yang paling ia benci.
Ingin rasanya ia mengajak seluruh masyarakat se-Indonesia yang masih BABS untuk
tidak lagi melakukan itu. BABS yang dimaksud di sini adalah yang menyasar
sungai. Selain tidak baik bagi kesehatan, sungai pun menjadi tercemar. Perempuan kelahiran 9 November ini pandai
merajut dan bahkan sudah membuat usaha kecil-kecilan dari kepiwaiannya
tersebut. Mengikuti Retanu adalah salah satu jalan baginya untuk berkontribusi
membawa perubahan untuk bangsa ini. Mulia sekali yah cita-cita kakakku ini?
Ohya.. kalau mau melihat kesehariannya (meski jarang update) dan hasil rajutan cantiknya tengok deh di akun instagramnya
@mirsanovia.
FEBRILLA DHIEN MILANI SIA |
Febrilla Dhien Milani Sia (Febi). Panggilan sayangku untuknya adalah Eonnie! Eonnie
berarti kakak perempuan dalam bahasa Korea. Tebak kenapa? Bukan.. Bukan karena
doyan boyband Korea! Bukan juga karena doyan drama Korea (drakor)! Dia adalah seorang
lulusan Bahasa Korea UGM. Tetapi selain itu, alasan saya memanggil dia Eonnie
karena selama pembekalan, sebagian hari-hari saya dihabiskan untuk menggerogoti
sebagian koleksi drakornya. Kebiasaan itulah yang kemudian membuat saya
menyematkan nama itu padanya. Sebelum menjadi Retanu, Eonnie saya bergabung
menjadi fasilitator dalam program milik pemerintah “ “ selama dua tahun di Banten. Dari
pengalamannya itu, kami terutama saya sendiri banyak belajar dan menjadikan
laporannya sebagai bahan “contekan” HAHA. Eonnie saya asli Jogja, orangnya
ramah sekali dan tabah sekali meski seringkali kami lontarkan bercandaan.
Kegemarannya Zumba membuat kami memanggilnya Ratu Zumba (ihiy pasangannya Raja
Zumba). Besarnya kegemaran ini bahkan terbentuk sebuah aliran yang menjadi
virus (hanya diantara kami tentunya -__-), kami sebut itu #Zumbanisasi bahkan
tim Sumbermiri sering kami plesetkan menjadi Zumbamiri. Menggawangi bidang
Ekonomi Kreatif bersama Mak Irma di Sumbermiri, Eonnie ingin masyarakat
Subermiri berdaya. Ingin tahu lanjut dengan Eonnie saya? Atau ingin belajar
bahasa Korea? Follow dia deh di
@dhienmilanisia.
DADAN HAMDANI MUSLIH |
Dadan Hamdani Muslih (Dadan). Jajaka kelahiran Subang, 21 Mei ini adalah mahluk
langka kedua di angkatan ini. Menghabiskan 23 tahun hidupnya di tanah Pasundan,
sangat tampak sejak pertama kali berbicara langsung, Bandung pisan! Menyelesaikan sarjana strata satunya di Universitas
Padjajaran, memilih untuk mengambil jurusan yang masih langka di Indonesia: Teknik
Tanah dan Air, Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP). Sebelum bergabung
di Retanu #1 pernah menjadi bagian dari Ekspedisi NKRI Jaya 2016 di Pulau
Harapan, Kepulauan Seribu. Akang saya ini ditempatkan di NTT dan menggawangi
bidang Pertanian. Ia berharap, dengan mengikuti Retanu ia bisa mengamalkan
ilmunya, tidak menjadi menara gading yang tidak bisa digapai masyarakat. Ia
ingin menjadi seperti sebuah pohon yang berbuah dan berdaun lebat sehingga bisa
menaungi dan member manfaat bagi orang lain. Dijuluki “Ilmuwan” dan “Raja Quote”.
Bukan tanpa alasan. Tanya apa saja, pasti akan diberi jawaban. Raja Quote? Jangan
diragukan. Beberapa qoutenya sering menghiasi hari-hari kami. Quotenya yang
paling terkenal, antara lain: “Kita meminjam bumi dari anak cucu kita” dan “Alam
merupakan satu kesatuan dari sang pencipta”. Punya pertanyaan atau mau mendapat
quote dari Kang Dadan? Follow deh di @dadanhamdanimuslih. DM saja kalau punya
pertanyaan, tetapi jangan lupa bilang “Assalamualaikum” dulu yah!
Itulah
mereka. Sembilan kakak yang membuat saya berani untuk melangkah. Saya percaya
dengan mereka, mimpi sekecil apapun bisa terwujud. Jujur, dari mereka saya
belajar banyak sekali hal baru yang tidak pernah terpikirkan bisa saya
dapatkan.
Mereka istimewa di hati saya.
Wanna watch us? Klick away at this
Cengal, Januari 2017 |
Komentar
Posting Komentar