MENJADI PERANTARA PARA SAHABAT PENA
Sahabat Pena. Dua kata yang tidak lagi sering kita dengar. Dahulu, ketika masih duduk di Sekolah Dasar kata-kata ini masih cukup familiar. Meski jujur saya akui saya tidak memiliki sahabat pena. Tapi kalau urusan berkirim surat, hingga duduk di Sekolah Menengah Pertama saya masih mengalaminya. Entah kenapa rasanya menyenangkan menulis dan bertukar surat dengan sahabat. Perasaan itu tidak akan sama dengan berkirim surat elektronik atau mengirim pesan singkat lewat SMS, WhatsApp, Line, atau BBM. Kenangan tentang saling bertukar surat hilang sudah. Hingga suatu hari, kira-kira pada awal April 2017, Kak Widia, Retanu Banten, memberi tawaran yang menarik. Dia mengirim peang singkat melalui aplikasi WhatsApp. “ De, mw ga ade2 dsna tukar surat sama ade2 dsini?,” begitu isi pesannya. Terdapat beberapa singkatan kata, namun tetap bisa dimengerti. Saya pun memberi balasan, “ Siap, Kak. Ayo jalankan ”. Maka mulailah misi kam...