Komunikasi untuk Pembangunan (2/2)
Masuk tahap ketiga: pengembangan dan percobaan! Tahap ini juga tak kalah penting (dan memusingkan) dari 2 tahap sebelumnya. Pada tahap ini perubahan akan dilihat tahap per tahap. Dimulai dari (1) unware ke (2) knowledge, lalu (3) deciding to act, beralih ke (4) action, kemudian perlu (5) maintanance, dan masuk ke tahap (6) advocacy yang sudah menyasar pada kelompok masyarakat yang lebih luas bahkan menyentuh level kebijakan. Bagian ini kalau dijadikan tulisan sebenarnya bisa jadi satu tulisan sendiri, sih!
Tahap ketiga juga menitikberatkan pada materi komunikasi yang menggerakkan dan mudah dipahami oleh audiens. Materi komunikasi ini perlu memperhatikan 2 aturan penting, (1) memilih kalimat positif daripada yang negatif, (2) menyatakan kalimat aksi bukan hanya slogan semata.
Contoh kalimat yang menggunakan 2 unsur tersebut: (1) "Periksa kehamilan setiap bulan di Posyandu agar kehamilan ibu terkontrol dan anak tidak stunting!", (2) "Asupan bernutrisi anak hari ini untuk hidup sehat esok hari".
Mencoba seluruh materi perlu dilakukan setelah materi komunikasi dibuat dan dikembangkan. Percobaan harus dilakukan kepada masyarakat sasaran atau masyarakat serupa yang disasar. Setidaknya tujuan harus tercapai 70% dari materi yang diujicobakan, jika tidak, materi perlu diperbaiki berdasarkan masukan dari subjek sasaran.
Tahap keempat setelah dikembangkan dan diujicobakan adalah pelaksanaan atau implementasi! This is it! Inilah tahap yang bisa disebut sebagai moment of the truth. Pembuktian atas persiapan dari tahap 1 hingga 3. Kolaborasi menjadi titik berat dari pelaksanaan. Penting dan wajib hukumnya untuk menjaring kerjasama dengan beragam pemangku kepentingan: pemerintah, sesama lembaga penggerak, komunitas, kelompok muda, akademisi, aktivis, serta beragam kelompok/organisasi lain yang sejalan dengan misi yang kita emban.
Implementasi perlu mempertimbangkan aspek SEM. Apa aja hayo?
Mulai dari level individual dan interpersonal. Ketika mengimplementasikan pesan perubahan pada kelompok ini hasil utama yang ingin disasar adalah bahwa mereka terinformasi, termotiviasi, serta terbangun komunikasi dengan mereka: komunikasi dua arah yang membangun. Naik ke level berikutnya pada kelompok community, tujuan ketika menyasar kelompok ini adalah meningkatnya kesadaran dan pemahaman serta mulai ada langkah bersama untuk beraksi. Setelah tuntas dengan tiga level ini, level terakhir yang krusial sekaligus menjadi puncak adalah perubahan pada tataran sosial. Pada tataran ini perubahansudah menyasar pada hal yang lebih strategis menyankut regulasi hingga kebijakan publik, termasuk kesadaran sosial atas isu tertentu.
Sumber: www.comminit.com |
Teorinya tampak mudah, namun perjalanan panjang C4D ini akan terus berlanjut dan berkembang dari waktu ke waktu. Bicara pengembangan memang tidak pernah mudah, bukan?
Tahap terakhir dalam P-Process adalah M&E atau Monitoring & Evaluation. Tahap ini akan memberikan umpan balik yang berguna dalam keseluruhan proses jika terdapat bukti yang kuat. Apa yang dimaksud dengan bukti? Ia adalah segala pencacatan proses dan hasil saat implementasi, Setiap capaian, setiap data, setiap langkah yang telah ditempuh harus selalu didokumentasikan secara berkala.
Kalau kata UN sih, evidence is a highly value of C4D! Jadi barbuk gitu lah! Monitoring dan evaluation, serupa namun tak sama. Dalam tahap monitoring tujuannya adalah untuk menginformasikan, mengoreksi, mendesain, bahkan menyesuaikan kembali segala aktivitas dan pesan komunikasi. Sedangkan muatan tujuan dari evaluation sifatnya lebih strategis. Ia menilai dampak jangka panjang dari implementasi yang telah dilakukan serta menentukan arah dan langkah untuk memastikan perubahan yang berkelanjutan.
Seperti yang tergambar dalam diagram P-Process, keseluruhan proses kemudian akan bergerak seperti siklus. Setelah M&E proses kemudian akan bisa berulang dari awal, karena sejatinya proses menuju perubahan dalam kerangka pembangunan tidak akan pernah menemui kata titik.
Komentar
Posting Komentar